MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sejak Januari 2023, sebanyak 49 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) termasuk badut jalanan telah terjaring pada penertiban yang dilakukan oleh Dinas Sosial Kota Makassar.
Adapun yang terjaring, mereka adalah anak jalanan (anjal) sebanyak 29 orang, gelandangan-pengemis 5 orang, lansia terlantar 7 orang, orang terlantar 4 orang, manusia silver 2 orang dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sebanyak 1 orang.
Kepala Dinas Sosial Kota Makassar Armin Paera mengaku pihaknya terus massifkan penertiban terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kota Makassar. "Ini kita masifkan, kita jalan terus tiap hari untuk menjaring," ungkap Armin.
Armin mengaku pihaknya kesulitan dalam menertibkan para PMKS ini. Apalagi, mereka cukup terorganisir sehingga area yang akan ditertibkan sudah steril ketika para petugas datang. "Jadi mereka (PMKS) ini tau kalau mobil kita ke luar (menjaring)," ujar Armin.
Armin mengungkapkan pada tahun 2022 Dinas Sosial Kota Makassar telah menyita sebanyak 80 kostum badut dan speker yang digunakan oleh para PMKS.
Ia membeberkan kostum badut yang dikenakan oleh para PMKS didapatkan melalui belanja online. ""Pengadaan kostum juga dan peralatannya ini sebenarnya terlalu gampang, mereka beli di online sudah bisa mi mereka," beber Armin.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Suhartini mengemukakan penjaringan ini akan terus dimasifkan jelang Ramadan.
Tak hanya terhadap PMKS melainkan juga terhadap penyandang masalah sosial lainnya seperti Pekerja Seks Komersial (PSK). "Jadi akan dimasifkan semua," kata Suhartini.
Dia juga mengharapkan agar masyarakat ikut bekerjasama dengan tidak memberi, apalagi saat Ramadan nantinya kecenderungan orang-orang untuk bersedekah tinggi.
Lebih baik, kata dia, masyarakat yang ingin bersedekah menyalurkan uang-uangnya ke badan amal ataupun masjid. "Yang jelas kita juga akan masifkan sosialisasi ke masyarakat, kita minta kerjasama mereka," pungkasnya. (sasa/B)
