Artinya, kata dia, jika kemudian aspek latar belakang agama masih menjadi salah satu standar preferensi memilih masyarakat maka tentu saja yang berasal dari agama berbasis islam akan menemui kesulitan.
Sukri menilai, meskipun ada kesempatan maka partai politik tersebut mengajukan calon yang berlatar belakang nonmuslim, peluang lainnya adalah mencoba untuk memaksimalkan kantong-kantong suara komunitas muslim yang ada di dua kabupaten ini.
"Dengan persentase masyarakat muslim yang mencapai sekitar 12-15 persen, maka potensi suara tentu cukup besar untuk mendudukkan wakil di DPRD Kabupaten pada dua wilayah ini,"ucapnya.
Menurutnya, ini juga akan berpengaruh pada pileg tingkat DPRD Sulawesi Selatan terutama jika ada putra daerah dari dua daerah itu akan maju.
Justru, lanjut Sukri, pada level DPR RI mungkin akan terdapat sedikit pergeseran terutama jika tidak ada atau kurang putra daerah yang akan maju melalui partai-partai Islam itu.
Pada intinya, masyarakat Toraja masih cenderung melihat latar belakang aktor sebelum mencermati latar belakang partainya.
"Dengan demikian hal ini yang manjadi aspek yang penting untuk dipertimbangkan partai-partai berbasis islam," tutup Sukri. (Suryadi/B)
