MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam hal ini Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura & Perkebunan (TPH-Bun) menguatkan kembali kejayaan Kakao Sulsel.
Sebelumnya, Kakao menjadi salah satu komoditas andalan di Sulsel, namun saat ini kuantitas Kakao masih kurang atau belum bisa memenuhi kebutuhan nasional.
Kepala Dinas TPH-Bun Sulsel, Imran Jausi menyampaikan, pemerintah provinsi bertekad mengembalikan kejayaan Kakao di Sulsel.
Ia menyampaikan, kondisi pohon Kakao yang cukup tua saat ini membuat buahnya rusak sehingga dianggap gagal panen. "Kendala Kakao banyak ada yang sudah tua dan penyakitan, jadi perlu ada peremajaan, ini penanganannya dari hulu ke hilir," terangnya di Kantor Gubernur Sulsel Selasa, (14/3/23).
Dirinya mengungkapkan untuk meningkatkan produksi Kakao adapun program yang akan dilakukan Pemprov adalah melakukan penangkaran bibit dengan melibatkan penangkar lokal.
"Menciptakan kakao yang berkualitas dengan memberdayakan penangkar lokal, jangan lagi bergantung bibit dari provinsi lain," paparnya.
Pemilihan bibit lokal bertujuan untuk memudahkan pertumbuhan Kakao karena sudah adaptif dengan kondisi tanah.
Lanjut Imran, Pemprov Sulsel sudah memberikan bantuan bibit Kakao di daerah Wajo, Sinjai, Luwu Raya, dan Pinrang, namun karena kurangnya pengetahuan dari petani sehingga pertumbuhan Kakao jadi kerdil dan tidak sempurna.
"Kemudian kita ajak petani tanam Kakao, di Wajo kemarin kita kasih bantuan bibit tapi jaraknya dekat dengan tanaman jagung, jadi Kakaonya kerdil, karena suplai air tidak berfokus ke satu tanaman, petaninya yang kurang paham. Harus kita benahi semua untuk kembalikan kejayaan kakao," terang Imran.
Selain memberdayakan penangkar lokal, petani di dorong untuk mengolah sendiri hasil panen Kakao untuk meningkatkan nilai jual. "Jangan di jual basah tapi diolah lagi supaya nilanya tambah tinggi," jelasnya. (abu/B)