Wabup Gowa pun berharap, melalui ziarah makam di Komplek Makam Raja-Raja Gowa dan Bone ini mampu meningkatkan persatuan dan kesatuan dalam mengakselerasi pembangunan daerah yang berbudaya. Dimana dalam bingkai Abbulo Sibatang, Assipakainga, Assipammaling-malingi, Assipakatau yang mengandung nilai penting dan strategis, terutama dalam menjawab tantangan pembangunan daerah ini.
"Saya berkeyakinan bahwa roda pemerintahan dan pembangunan dapat berjalan lancar, jika semua elemen daerah dapat menempatkan dirinya pada posisinya masing-masing, dan rasa kebersamaan inilah yang akan menjadi modal dalam pembangunan daerah kita," pungkasnya.
Senada dengan Wabup Gowa, Bupati Bone, Andi Fashar Padjalangi mengatakan, ziarah makam ini sebagai sebuah tradisi dan juga sebagai rangkaian Hari Jadi Bone ke-693 tahun yang sarat dengan makna.
"Untuk itulah atas nama Pemerintah Kabupaten Bone bersama jajaran dan tokoh agama dan tokoh adat berterima kasih kepada Bapak Bupati dan Wakil Bupati Gowa dan seluruh jajaran atas perhatian yang selama ini diberikan kepada kami semuanya di Kabupaten Bone," kata Andi Fashar.
Ia menjelaskan, dalam perjalanan pemerintahan Kerajaan Bone, Raja Bone ke-XV lebih banyak berkedudukan di Makassar ataupun di Bontoala. Sehingga tampak jelas bahwa pemerintahan di Sulawesi Selatan banyak dikendalikan oleh Raja Bone yang berkedudukan di Gowa dan sampai akhir hayatnya beliau selalu berpesan untuk dikebumikan di Gowa. Sehingga Kabupaten Bone dan Kabupaten Gowa satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.