"Karena ini di bidang pertanian maka pengusul dari pak bupati adalah Kementerian Pertanian, sehingga hari ini kita melakukan verifikasi lapangan untuk memvalidasi data dan fakta yang merupakan usulan dari kementerian apakah sudah sesuai dengan di lapangan atau tidak," katanya.
Tak hanya itu, dalam pengusulan ini, Bupati Gowa juga harus mendapatkan surat klarifikasi dari empat instansi yaitu BIN, KPK, Polri dan Kejagung.
"Artinya ini sudah clear ke empat catatan dari instansi tersebut dan tinggal selangkah lagi pak bupati bisa dianugerahi Satyalancana yang telah diusulkan," tambahnya.
Ia menyebutkan, Satyalancana Pembangunan diberikan kepada mereka yang berjasa terhadap negara dan masyarakat dalam lapangan pembangunan negara atau dalam lapangan pembangunan suatu bidang tertentu. Artinya adanya inovasi dalam proses atau cara, atau metode dan perbuatan membangun dalam suatu bidang tertentu berupa fisik yang tampak oleh mata.
Sedangkan, Satyalancana Wira Karya adalah berjasa dalam memberikan dharma baktinya yang besar kepada negara dan bangsa Indonesia sehingga dapat dijadikan teladan bagi orang lain.
"Kedua penerima Satyalancana ini, inovasinya harus sudah dirasakan manfaatnya oleh instansi, masyarakat, komunitas, kelompok dan entitas tertentu," jelasnya.
Sementara Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan menyampaikan dalam presentasinya bahwa pertanian merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam peningkatan ekonomi di Kabupaten Gowa dan menjadi program prioritasnya di periode keduanya bersama Wabup Gowa, Abd Rauf Malaganni.
Keseriusan itu terlihat dengan meningkatnya produksi jagung dalam tiga tahun terakhir, ditambah dengan inovasinya melalui hormon pertumbuhan yang terbuat dari bahan-bahan alami.
Di mana Kabupaten Gowa menjadi penghasil jagung terbesar ketiga di Sulsel dan peningkatan produksi dibarengi dengan peningkatan pendapatan petani itu sendiri. Termasuk melalui uji coba hormon pertumbuhan yaitu Auxin, Sitokinin dan Giberelin yang menunjukkan hasil signifikan.
"Hasil produksi dari sistem ini menunjukkan peningkatan yang sangat baik atau menjadi 2 sampai 3 tongkol pertanaman, dan produksinya meningkat dari 6 ton per hektar menjadi 10 ton per hektar," sebutnya didampingi Wabup Gowa, Abd Rauf Malaganni.
Salah satu hal yang mempengaruhi peningkatan tersebut yaitu adanya penggunaan hormon pertumbuhan dimana peningkatan nyatanya dari yang semula satu tongkol pada tanaman menjadi dua sampai tiga tongkol per tanaman. Bahkan petani mulai mengembangkan ZPT sendiri didampingi oleh penyuluh dan dan sudah mulai memproduksi hormon tumbuh tersebut dengan memanfaatkan tumbuhan dan sampah organik sekelilingnya.