Lantas, apa upaya Adnan sebagai bupati untuk mengambil kembali pendapatan Gowa yang hilang itu? Idea Adnan sederhana, yaitu, membangun sesuatu di Gowa yang tidak ada di Makassar, namun sangat dibutuhkan oleh masyarakat Makassar yang makin doyan weekend. Kedengarannya sederhana, tetapi ketika Gowa berhasil mengembangkan pariwisatanya, dipastikan akan memberi dampak ekonomi yang jauh lebih besar. Apa lagi, Gowa memang memiliki beragam potensi untuk itu, khususnya wisata alam.
Idea Adnan mengembangkan pariwisata untuk menggoda masyarakat Makassar agar mau menghabiskan akhir pekannya di Gowa, sangat rasional. Misalkan dalam setahun ada 50 ribu orang Makassar berkunjung di Gowa dan rata-rata berbelanja 10 juta rupiah, maka Gowa berpotensi meraup pendapatan hingga setengah trilyun rupiah. Bagaimana jika Gowa mampu menarik 2% penduduk Sulawesi Selatan yang sudah mencapai 9 juta jiwa?
Karena itu jangan heran jika ia sudah menaruh perahatian besar pada sektor ini sejak periode pertamanya memimpin Gowa. Event seperti “beautiful Malino” yang diluncurkan untuk pertama kalinya pada 2017, adalah buktinya. Lalu pada periode keduanya, ia mulai menggenjot pembangunan berbagai destinasi wisata baru, seperti Cimory Dairyland, yang bakal menjadi icon baru bagi Kabupaten Gowa.
Adnan tampaknya benar-benar menyadari kalau keunggulan Gowa, memang terletak pada sektor pariwisata. Oleh karena itu, di tengah miskinnya destinasi wisata yang dimiliki Sulawesi Selatan saat ini, maka sangat lumrah jika berharap pada Gowa, agar dapat menjadi destinasi wisata baru yang terkemuka di Indonesia. (**)