PAREPARE, RAKSUL - Wali Kota Parepare, Taufan Pawe menghadiri sekaligus menutup Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PD PERPAMSI) Provinsi Sulawesi Selatan, di Auditorium BJ. Habibie Rujab Wali Kota Parepare, Jumat (17/3/2023).
Hadir Wakil Wali Kota Parepare, Pangerang Rahim, Ketua DPRD Parepare, Kaharuddin Kadir, Sekretaris Daerah Parepare, Iwan Asaad, Direktur PAM Tirta Karajae Parepare, Andi Firdaus Djollong serta pejabat maupun manajemen PDAM dan Perumda Air Minum se-Sulawesi Selatanl dan Barat (Sulselbar).
Ketua PD PERPAMSI Sulsel, Hasanuddin Kamal, pihaknya bersyukur karena dapat bisa bertemu dan bersilaturahmi dengan Wali Kota beserta jajaran.
“Keberpihakan Wali Kota Parepare terhadap kebutuhan dasar untuk masyarakat khususnya masalah air terlihat dan terwujud secara nyata. Hal itu, terbukti di mana PAM Tirta Parepare memiliki tren dan loncatan yang luar biasa. Kinerjanya sangat tinggi. Setelah kami pelajari, ternyata Direkturnya mampu menerjemahkan keinginan Wali Kota dalam memenuhi kebutuhan air masyarakat,” katanya.
Hasanuddin mengungkapkan, pelaksanaan Rakerda ini akan menjadi bahan referensi bagi PDAM daerah lain, dan mendapat banyak pembelajaran selama Rakerda.
“Kami apresiasi kepada Wali Kota atas kepedulian dan perhatiannya terhadap masalah air. Air adalah sumber kehidupan, mulai dari bangun hingga tidur kita butuh air, dan mulai dari lahir hingga mati kita juga butuh air. Terima kasih Wali Kota Parepare,” jelasnya.
Sementara, Taufan Pawe mengemukakan, pihaknya merasa terhormat dan bangga atas kehadiran para peserta Rakerda PD PERPAMSI Sulsel. Hal itu, kata dia, merupakan bukti bahwa Parepare kini semakin diminati, dan sebagai Kota Cinta, juga dicintai oleh warga dari daerah lain.
Taufan menjelaskan, berbicara air bersih dan air minum harus dipisahkan, karena tidak ada tata kelola air bersih yang tidak bisa diminum karena mengandung unsur fisika dan kimia.
“Aiir bersih layak diminum, dan di negara manapun demikian. Hanya saja, di Indonesia kenapa tidak bisa diminum, karena instalasi air kita pasti terkontaminasi dengan air melalui IPA. Jadi, kita masih menyebut ketersediaan air bersih. Untuk Parepare, kita memiliki 17 titik sumur bor dalam dengan metode geolistrik,” ungkapnya.
Taufan menerangkan, secara khusus keberhasilan PAM Tirta Parepare juga tak lepas dari kerja-kerja kolektif dan kolaboratif, antara Pemkot Parepare, DPRD dan manajemen PAM Tirta Karajae.
“Dari awal saya yakin Direktur PAM Tirta pribadi berintegritas. Sehingga, jika ada yang mengatakan PAM Tirta Parepare berhasil, alhamdulillah. Semoga PAM Tirta Parepare dapat menjadi salah satu contoh di Sulsel,” pungkasnya.(*)