Rawan Praktik Jual Beli Nomor Urut
Di sisi lain, diungkapkan Sukri, dengan konsep proporsional tertutup sistem itu mengatur dimana pemenangan Caleg ditentukan dari nomor urut bukan banyaknya suara. Bahkan, sistem tersebut rawan jual beli nomor urut di internal partai.
"Peraih suara tertinggi harus merelakan kursinya nomor urut satu dan seterusnya. Rawan jual beli nomor urut," bebernya.
Meski cost politik tidak begitu besar karena ranahnya hanya seputar internal partai politik. Berbeda proposional terbuka, di mana pertarungan akan lebih luas antara figur, baik internal partai maupun dengan kandidat parpol lain.
"Saya kira proporsional tertutup dan terbuka tetap selalu ada cost politiknya, hanya terkait nanti di mana ruang bermain cost politik itu. Kalau terbuka membuat semua kandidat bersaing tidak hanya internal partai," jelasnya.
"Kalau kita mau melihat secara sederhana, cost politik untuk mendapatkan suara dengan persaingan internal dan eksternal maka sebenarnya itu sangat besar potensi kandidat mengeluarkan biaya karena persaingan. Semakin tajam persaingan biasa diasumsikan cost politik akan lebih tinggi, ini hanya berganti ruang saja," tandas Sukri.