SINJAI, RAKYATSULSEL- Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sinjai melakukan konsultasi ke Kementerian Pertanian RI pada Kamis, (16/3/2023).
Adapun Anggota DPRD yang ikut dalam Konsultasi tersebut antara lain Wakil Ketua I DPRD Sinjai, Sabir, Ketua Komisi II DPRD Sinjai, Ambo Tuwo, Wakil Ketua Komisi Ardiansyah Haris, Sekertaris Komisi Andi Abrachman dan Anggota Komisi II A Zainal Iskandar, Rustam, Darna dan
Nurbaeti.
Ketua Komisi II DPRD, Ambo Tuwo mengatakan bahwa konsultasi tersebut sebagai bentuk tindaklanjut aspirasi warga yang masuk ke DPRD Sinjai terkait permasalahan tanaman Porang.
Pertama, Komisi II melakukan konsultasi pada Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Direktorat pembiayaan,
Diterima langsung oleh Kepala Sub Koordinator Kredit Program Dirjen PSP.
"Dalam konsultasi tersebut, kami di Komisi II meminta Kementrian agar segera mengambil langkah dan kebijakan terkait penanganan masalah yang terjadi pada Petani Porang di Sinjai. Dan Kasubdit berjanji akan menindak lanjuti Aspirasi ini ke Direktur Pembiayaan,"ujarnya, Minggu, (19/03/2023).
Selain itu, Komisi II DPRD Sinjai juga melakukan Konsultasi pada Direktorat Aneka Kacang dan Umbi Umbian Dirjen Tanaman Pangan dan diterima langsung oleh Kasubdit Ubi Kayu dan umbi lainnya.
Pada kesempatan itu, Kami meminta Intervensi Pemerintah dalam hal harga Porang yang saat ini anjlok agar bisa kembali normal seperti di awal Sosialisasi tahun 2020.
"Dan Kasubdit yang mewakili Direktur akan menindak lanjuti Aspirasi kami dalam mencari solusi terkait kendala yang terjadi saat ini,"ucapnya.
Sebelumnya pada Rabu, (01/03/2023), Komisi II DPRD Sinjai menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) sebagai tindaklanjut adanya aspirasi terkait permasalahan Budidaya Tanaman Porang, bertempat di Ruang Rapat Komisi. RDP yang dipimpin oleh Ketua Komisi II DPRD Ambo Tuwo dan dihadiri Wakil Ketua I DPRD Sabir, para Anggota Komisi II DPRD Andi Zaenal Iskandar, Rustan, Andi Abrachman, Hj. Kusmawati dan Ardiansyah membahas mengenai petani porang yang gagal panen dikarenakan bibit yang di beli dari PT. Al Fatih Porang Indonesia semuanya gagal. (Sam).
