MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Penandatangan piagam kerja sama tiga parpol pengusung Anies Rasyid Baswedan yakni NasDem, Demokrat dan PKS semakin menyolidkan dan menegaskan bahwa koalisi perubahan tidak akan berpaling ke capres lain.
Kini Mantan Gubenur DKI Jakarta tersebut memiliki tugas berat siapa yang layak menjadi wakilnya.
"Pekerjaan terbesar bagi Anies bersama tiga parpol pengusungnya adalah menentukan sosok cawapres yang tepat, di waktu yang pas. Saya kira ini yang masih alot dan rumit untuk segera diputuskan di dalam koalisi," kata Manajer Strategi dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI) Nursandy Syam.
Ia juga menilai, Prabowo dan Ganjar merupakan figur yang paling potensial menjadi kompetitor Anies. "Mereka selalu menempati posisi top three di semua hasil survei," ucapnya.
Prabowo, menurut Nursandy, sebenarnya sudah cukup memenuhi syarat pencalonan andai Prabowo sepakat berpasangan dengan Muhaimin Iskandar sebagai cawapresnya.
"Tapi gestur politiknya terlihat Prabowo ingin mencari figur lain untuk mendampinginya. Bagi Prabowo, sosok Muhaimin Iskandar tidak cukup kuat untuk mengangkat elektoralnya," ujarnya.
Sementara Ganjar cenderung menanti keputusan dari internal PDIP. "Sekalipun beberapa parpol lain sudah memasukkan nama Ganjar sebagai sosok capres potensial untuk diusung," tuturnya.
Baik Prabowo maupun Ganjar kemungkinan berpasangan atau menjadi lawan di Pilpres peluangnya sama besarnya. "Saya melihatnya saat ini, capres dan parpol masih saling intip dan cenderung saling menunggu," tuturnya.
"Saya menduga konfigurasi capres dan parpol akan terang setelah PDIP mendeklarasikan siapa capresnya," jelasnya. (fahrullah/B)