Produksi Garam Sulsel Menurun

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Produksi garam di Sulawesi Selatan tahun ini mengalami penurunan. Pada 2019 produksi garam di wilayah ini mencapai angka tertinggi hingga 140.338 ton, namun tahun 2022 produksinya hanya 3.282 ton.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulsel, Muhammad Ilyas mengatakan, saat ini produksi garam di Sulsel terus mengalami penurunan.

Kata dia, beberapa faktor mempengaruhi proses produksi garam salah satunya adalah kondisi cuaca menjadi penghambat dari produksi garam Sulsel. "Garam itu terus mengalami penurunan, hal itu dipengaruhi karena kondisi iklim," ujarnya, Minggu (26/3/2023).

Ia menjelaskan, kendala para petani garam yang dihadapi pada beberapa waktu terakhir ini, ketika pada proses pengeringan.

"Seperti kemarin mereka sudah mau pengeringan tetapi tiba-tiba hujan deras sehingga garam terkena air tawar sehingga gagal produksi," jelasnya.

Ia memaparkan, saat ini lima daerah penghasil garam di Sulsel yakni Maros, Pangkep, Takalar, Jeneponto, dan Selayar.

Pun dengan cara produksinya sambung Muhammad Ilyas mayoritas petani garam di Sulsel saat ini masih menggunakan metode tradisional yang masih bergantung sepenuhnya pada kondisi iklim atau panas matahari.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Pesisir dan Pulau Kecil DKP Sulsel, Dr Masnia menerangkan, saat ini dengan kondisi cuaca curah hujan yang masih tergolong tinggi sampai pada akhir Maret ini.

Menurutnya, beberapa petani mengalihkan lahannya menjadi sarana untuk menambak ikan karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat untuk melakukan aktivitas bertani garam.

"Ada juga yang masih konsisten dengan produksi garam karena memang itu satu-satunya mata pencaharian mereka," ungkapnya.

Ia membeberkan pada 2019 silam, pihaknya melakukan upaya peningkatan produksi garam dengan mengadopsi teknologi Tunnel. Tunnel garam merupakan salah satu metode produksi garam menggunakan teknologi rumah kaca untuk proses kristalisasi. Metode ini sangat cocok dilakukan di semua musim, termasuk di musim hujan yang dapat meningkatkan produksi.

Ia mengatakan, para petani juga telah melakukan modifikasi terhadap proses Tunnel yaitu dengan memanfaatkan halaman rumah sebagai wadah untuk bertani garam. "Di Pangkep misalnya, ada yang melakukan modifikasi dengan skala rumah tangga," pungkasnya. (abu/B)

  • Bagikan