MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pengurus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sulsel melakukan berbagai upaya guna mendongkrang basis suara di Pileg dan Pilkada 2024 mendatang.
Salah satu strategi digunakan adalah melibatkan sejumlah kalangan dalam kegiatan partai. Informasi yang dihimpun, PKB akan menggunakan para penggiat content creator hingga tokoh ormas seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama serta akademisi lainnya.
Tak bisa dipungkiri saat ini banyak juga basis ormas di masyarakat untuk menambah kekuatan partai. Begitu juga potensi content creator sangat besar. Peluangnya juga cukup besar untuk menggalang dukungan anak milenial. Sebab, sekarang ini adalah eranya industri kreatif.
Dalam susunan Tim Uji Kepatutan Kelayakan (UKK) Bacaleg DPW PKB Sulsel. Unsur NU seperti Afifuddin Harisa, Hamzah Harun, Prof Muammar Bakry, Abdul Karim, Saprillah (Peping) dan Syamsul Rijal. Sedangkan, unsur Muhammadiah Prof Ambo Asse (Ketua DPW Muhammadiya Sulsel), Syaiful Saleh, Prof Mustari Bosra.
Unsur Pemuda Ardiansyah (eks Ketua Masika ICMI Sulsel), A. Sri Wulandani Thamrin. Selanjutnya, unsur NGO ada nama Mappinawang (eks ketua KPU Sulsel), Ema Husain (aktivis perempuan), Judi Rahardjo dan M. Nawir
Tak hanya itu, dari unsur Akademisi Lukman Irwan, Prof Nurhayati, Muhammad Akbar. Serta dari Penggiat Media Sosial: Rijal Jamal, Andi Mattuju, Anggun Batari.
Ketua DPW PKB Sulsel, Azhar Arsyad mengemukakan PKB adalah partai terbuka, sejumlah tokoh, akademisi dari berbagai kampus hingga unsur milenial telah menjadi bagian dari tubuh partai.
"Bahkan perwakilan organisasi masyarakat sipil juga ikut bergabung demi memperbaiki fungsi politik di parlemen," ujarnya di acara launching uji kelayakan dan kepatutan (UKK) DPW PKB Sulsel, di Sekretariat DPW PKB Sulsel, Jalan Toddopuli Raya Timur, Makassar, Selasa (28/3) malam.
Adapun susunan tim UKK yang digodok oleh DPW PKB Sulsel berjumlah 25 orang. Berasal dari unsur organisasi masyarakat (ormas), akademisi, pegiat media sosial, aktivis masyarakat sipil hingga NGO.
"PKB adalah partai terbuka, sejumlah tokoh, akademisi dari berbagai kampus hingga unsur milenial telah menjadi bagian dari tubuh partai. Bahkan perwakilan organisasi masyarakat sipil juga ikut bergabung demi memperbaiki fungsi politik di parlemen," tuturnya.