BANTEN, RAKYATSULSEL - Wakil Ketua MPR Yandri Susanto merasa prihatin dengan terjadinya kembali penipuan jamaah umrah.
Hal tersebut diungkapkan Yandri saat dirinya melakukan kunjungan kerja ke Serang, Banten, Selasa (4/4). Sebelumnya, PT Naila Syafaah Wisata Mandiri menelantarkan ratusan jamaahnya di Arab Saudi sekitar November 2022 lalu. Kasus itu terbongkar setelah satgas antimafia umrah Polda Metro Jaya menerima laporan dari Kementerian Agama (Kemenag). Atas kejadian tersebut, Yandri Susanto mengatakan agar umat Islam yang berkeinginan untuk umrah maupun haji agar hati-hati.
Dia menyarankan agar jangan cepat tergoda atau terkesima dengan beberapa tawaran yang tidak wajar. Semisal, dari sisi biaya yang murah, kepengurusan dokumen yang gampang, dan tidak mengikuti antrean. “Harus tetap cermat,” ujarnya. Bila umat Islam hati-hati dan cermat dalam memilih dan memilah tawaran dari biro perjalanan maka akan terhindar dari penipuan.
Yandri Susanto meminta regulasi yang dikeluarkan oleh Kemenag agar tidak ada kata toleransi atau ampun kepada biro perjalanan umrah dan haji yang nakal. “Bila nakal harus langsung di-black list dan pihak keamanan harus serius menangani agar ada efek jera sehingga tidak akan terulang kembali di masa yang akan datang,” paparnya. Biaya murah, dokumentasi yang gampang serta tidak mengikuti antrean, kata Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu, merupakan tawaran yang sering diiming-imingkan kepada umat Islam yang hendak umrah.
Terhadap iming-iming tersebut, anggota DPR dari Dapil II Banten, itu berharap masyarakat melakukan pengecekan ulang. Sebaiknya masyarakat bertanya terlebih dahulu kepada saudara dan teman yang sudah pernah umrah untuk membandingkan harga dan bagaimana cara mengurus dokumennya. “Maka jangan cepat terlena dengan iming-iming murah, mudah, dan cepat,” ujarnya. Meski pelaku dalam kasus penelantaran jamaah umrah sudah ditangkap, tetapi kejadian serupa bisa terulang karena penipuan itu ada penipu dan ada yang mau ditipu. (*)