Tak jarang juga, Sadikin menyelinap di tengah-tengah suporter yang sedang menonton pertandingan. Ia ingin mencari dan melihat betul apa yang menjadi kekurangan pelaksanaan pertandingan.
Salah satu hasil dari kebiasaan uniknya ini, akhirnya ada kebijakan memisahkan pintu masuk untuk suporter laki-laki dan perempuan.
Inilah yang membuat pria yang juga aktif di dunia otomotif Indonesia ini jadi sangat fokus terhadap tanggung jawabnya di klub. “Karena PSM ini kebanggaan, kecintaan, bahkan sudah menjadi harga diri bagi sebagian warga Sulsel. Karena itu mari kita jaga bersama kebanggaan kita," katanya.
Tunai sudah tugas Sadikin musim ini. Mimpi juara menjadi nyata. Sesuatu yang sulit disangka. Selanjutnya, semoga ikut bermunculan sosok seperti Sadikin Aksa lainnya. Semoga!
(FAJAR)