Ia pun meminta keterangan dan data penyebab melonjaknya angka stunting 5 persen itu. Ady juga menyebut telah menganggarkan dana besar untuk penanganan stunting.
"Saya tadi minta datanya, saya ingin mentrack siapa dan dimana itu, kenapa bisa tinggi sekali. Terus yang kedua kita ini kan berikan alokasi anggaran kurang lebih Rp100 juta itu untuk penanganan, misalnya pendataan," ungkapnya.
Ketua DPD NasDem Kepulauan Selayar itu mempertanyakan atensi pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Selayar menangani kasus stunting. Ady menyentil pemerintah terkait lantaran stunting bukan hanya penyakit biologis tapi juga penyakit sosial.
"Kita patut pertanyakan ini ke Pemda Selayar kenapa begitu tinggi kenaikannya. Pada kesempatan yang sama, Sulsel ini kan ada penurunan 0,00 sekian persen, dan kabupaten lain juga ada penurunan, kita malah di Selayar naiknya tinggi sekali sampai 5 persen," katanya.
Dia pun berjanji akan memberikan perhatian khusus terkait kenaikan angka stunting di Selayar. Ady mengaku akan melakukan pertemuan dan diskusi dengan dinas terkait di lingkungan pemerintah Provinsi.
"Nanti kita diskusikan dengan dinas provinsi terkait. Nanti mereka yang akan berikan arahan atau atensi khusus ke kabupaten/kota melalui dinas kesehatan," tutupnya.
Sedangkan, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Selatan (Sulsel) Rosmini Pandin mengungkap penyebab stunting di Kabupaten Selayar yang mengalami peningkatan. Angka stunting di Selayar meningkat 5 persen pada tahun 2023.
"Penyebabnya itu belum kolaborasi. Banyak faktor, misalnya jaminan kesehatan, kesehatan lingkungan, kebersihannya, penyakit penyerta, kemudian merokok," kata Rosmini.