Dilansir dari NU Online, salat sunnah malam lailatul qadar jarang sekali ditemukan di dalam karya para ulama fiqih dan juga kitab-kitab tasawuf.
Tetapi shalat sunnah malam lailatul qadar setidaknya dapat ditemukan pada bab keutamaan malam lailatul qadar kitab nasihat Durratun Nasihin fil Wa‘zhi wal Irsyad.
Pada kitab tersebut, shalat sunnah malam lailatul qadar dilakukan sebanyak dua rakaat di mana Surat Al-Ikhlas dibaca sebanyak 7 kali setelah pembacaan Surat Al-Fatihah pada setiap rakaatnya.
Setelah salam, seseorang dianjurkan membaca istighfar (Astaghfirullāha wa atūbu ilayhi) sebanyak 70 kali.
Masih dari NU Online, berdasarkan riwayat dalam kitab Durratun Nashihin tersebut, orang yang melakukan shalat sunnah lailatul qadar akan diampuni dan juga kedua orang tuanya ketika ia bangun dari duduknya.
Allah, kata riwayat tersebut, juga mengutus malaikat ke surga untuk menanam pohonan, membangun istana, dan menggali sungai di surga bagi orang yang melakukan shalat sunnah lailatul qadar. (Lihat Syekh Utsman Al-Khaubawi, Durratun Nashihin fil Wa‘zhi wal Irsyad, [Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa tahun], halaman 285-286).