Hikmah, Harta Seorang Muslim

  • Bagikan
Rusdi Hidayat Jufri

OLEH: Rusdi Hidayat Jufri
Wakil Ketua DMI Sulsel

Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat." QS. Al-Baqarah 2: Ayat 269).

Hikmah adalah harta karun seorang muslim. Setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita, pasti membawa pesan hikmah di dalamnya untuk diambil manfaat yang berguna untuk pertumbuhan dan bekal dalam perjalanan hidup kita. Hikmah selalu tersembunyi, tidak dapat dilihat oleh kasat mata, namun hanya dapat dilihat oleh mata hati.

Orang yang mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan secara kasat mata, dapat menjadi indah dan berbuah rasa syukur ketika tampak oleh mata hati. Merekalah orang orang yang bersabar, selalu mengembalikan semua peristiwa kepada Allah SWT. Bukan berarti kita tidak boleh marah atau bersedih, karena itu sangat manusiawi untuk dirasakan.

Tidak mungkin ada manusia yang tidak merasakan marah, karena itu karunia Allah SWT untuk menyempurnakan perasaan dan hati. Dengan adanya sifat marah, kita pun mengetahui indahnya sifat sabar. Betapa tidak nyamannya ketika marah, energi tersedot habis, padahal hasil yang dicapai tidak seperti yang kita harapkan.

Sabar mengajarkan kita bagaimana menerima sebuah peristiwa atau kejadian di luar kita sebagai sebuah proses yang harus kita lalui. Suka atau tidak suka, kita harus melaluinya dengan kesabaran. Alih-alih marah terhadap sebuah kejadian, lebih banyak manfaat yang kita dapatkan ketika kita bersabar dan mulai mencari dan mengumpulkan informasi yang mendukung untuk menemukan jalan keluar.

Coba saja Anda marah-marah ketika istri atau suami anda membuat anda kesal, apakah langsung menemukan solusi dari hal itu? Jika kedua duanya saling melempar amarah, Keduanya akan berusaha saling menyakiti dengan kata-kata, membuktikan bahwa dirinya benar dan kedua keduanya merasa harus dipahami dan dimengerti.

Begitulah perdebatan, selalu ingin menunjukkan, "Siapa aku…". Sehalus apapun bentuk perdebatan itu, ujung ujungnya adalah ingin melakukan pembuktian bahwa orang yang kita ajak berdebat itu salah. Sedangkan perdebatan seringkali hanya berujung dengan permusuhan dan perpecahan. Saya rasa akan jauh lebih baik dan akan terasa benar jika kita bisa menghindari perdebatan meskipun kecenderungan kebenaran itu ada pada pikiran dan diri kita.

Hikmah hanya akan kita dapatkan ketika kita melihat sebuah peristiwa dengan dimensi yang berbeda bahwasanya apa yang tampak tidak mutlak sesuai dengan maksud dan tujuannya. Hikmah akan mengajarkan kita agar selalu merasa dalam keadaan baik meskipun pandangan tidak Sedang baik-baik Saja. Ketika Nabi Muhammad diusir dari kota Thaif yang merupakan kampung halaman dari ayahnya, beliau bercucuran darah akibat lemparan batu penduduk termasuk anak kecil yang diprovokasi untuk melempar.

Saking seram dan menyedihkan fenomena itu malaikat penjaga Gunung menawarkan diri untuk menimpali penduduk Thaif dengan gunung Uhud. Seandainya Baginda Nabi marah kepada mereka maka tentu penawaran malaikat penjaga Gunung akan diamini oleh Beliau. Namun tidak seperti itu jiwa dan pribadi beliau, beliau bahkan masih merasakan cinta kepada mereka karena berharap suatu saat kalaupun penduduk Thaif tidak beriman mungkin anak cucu mereka akan menjadi hamba Allah yang taat.

Sikap seperti ini yang akan selalu mengundang kecintaan makhluk-makhluk bumi dan langit. Sikap seperti ini yang akan memperlihatkan keagungan Allah betapa benar firmannya dan ketetapannya dalam menciptakan manusia.

Kita semua punya kesempatan untuk menjadi bagian romantika bumi dan langit seperti yang dialami oleh para nabi dan rasul. Untuk itu kita perlu belajar mencari ilmu hikmah yang tersembunyi dalam setiap peristiwa yang kita temui di dalam kehidupan kita. Hikmah yang juga diajarkan oleh Nabi Khidir kepada Nabi Musa tentang fenomena-fenomena yang menyembunyikan ilmu hikmah. Dan semua kunci untuk mendapatkan ilmu hikmah berada dan melekat pada satu sifat yang mulia yaitu sifat sabar.

Kesabaran adalah inti pelajaran Nabi Khidir kepada Nabi Musa. Nabi Musa pun menyadari kekurangannya tentang kesabaran, bahkan tiga kali kesempatan yang diberikan agar tidak bertanya apapun dan tetap bersabar hingga dijelaskan langsung oleh Nabi Khidir tentang peristiwa yang baru saja disaksikan olehnya. Kesabaran akan membuka pintu-pintu Hikmah sehingga segala kerisauan akan berubah menjadi kesyukuran. Kesabaran dan kelapangan dada adalah karakter orang-orang yang selalu bersyukur. Hikmah akan menunjukkan jalan ke sana. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version