JENEPONTO, RAKYATSULSEL - Ratusan hektar sawah yang ditanami padi di Kabupaten Jeneponto Sulsel, terancam gagal panen, akibat rusaknya irigasi yang menghubungkan Bendungan Kelara-Kareloe dengan sawah-sawah milik petani yang tersebar di Kecamatan Kelara, Turatea dan Batang.
Longsor yang terjadi setahun lalu di Jalur irigasi tersebut, mengakibatkan ratusan hektar sawah Petani terpaksa berubah status menjadi tadah hujan dan bergantung pada kondisi iklim.
Dalam satu bulan terakhir, saat sebagian besar padi milik Warga berbulir, curah hujan semakin rendah bahkan tidak ada.
Menanggapi hal ini Wakil Bupati Jeneponto, H. Paris Yasir menyampaikan keprihatinannya atas hal tersebut. Ia pun menjelaskan bahwa direncanakan proyek perbaikan irigasi tersebut akan rampung pada akhir bulan Mei 2023 mendatang.
Wabup yang sering terpantau terjun langsung ke Lapangan untuk penanganan masalah ini juga menyampaikan bahwa karena kerusakan tersebut sebelumnya Pemerintah Daerah sudah menghimbau untuk tidak menanam dulu hingga jaringan irigasi tersebut selesai diperbaiki.
"Inshaa Allah rampung akhir bulan 5 irigasinya, jadi tahun ini sudah disampaikan untuk tidak melakukan percocok tanaman karena ada perbaikan jaringan irigasi namun sebagian masyarakat memilih tetap menanam" katanya, Rabu (26/04)
Ia juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Jeneponto telah serius menangani masalah tersebut bahkan hingga barus membelah gunung batu.
"Bukti keseriusan kami dengan membuat jalur alternatif membelah (breker) gunung batu untuk membuat akses jalan alternatif yang sebelumnya tidak ada jalanan. Berhubung karena jalan yang awalnya harus dilewati masih dalam tahap penimbunan sedangkan masyarakat sudah memohon percepatan perbaikan irigasi tahap kedua," ungkap Paris Yasir. (*)