"Jadi, kan proses pada akhirnya penentuan di pusat. Nantilah kita lihat apa saja saran dan masukan dari publik. Kami pertimbangkan semua," tukasnya.
Terpisah, Koordinator Front Pemuda Maros Bersatu, Sampara Nojeng, mengatakan Lory sebelumnya adalah ketua tim pemenangan Suhartina Bohari saat maju di Pileg DPR RI, Dapil Sulsel II, tahun 2019 lalu.
"Kami berharap sosok penyelenggara pemilu di Maros nantinya adalah figur yang menjunjung tinggi prinsip netralitas, tidak memihak pada kubu mana pun, lantas bagaimana jika sebelumnya bekas ketua tim sukses," ujar Sampara, dalam keterangannya.
Menurut Sampara, jika Lory terpilih nantinya sebagai Anggota KPU Maros akan menjadi preseden buruk atas keberlangsungan proses demokrasi di Kabupaten Maros dan Sulsel kedepan.
"Sebab, sangat memungkinkan Lory akan membawa misi khusus memuluskan tujuan politik dari pihak yang selama ini yang merekrutnya," tegasnya.
Menanggapi hal ini, anggota Alem Febri Sonni menyampaikan bahwa sejqk awal tahapan Timsel sudah bekerja sesuai presudur yang berlaku.
Menurutnya, dalam setiap tahapan hingga pada tahap akhir sebelum penentuan 10 besar. Timsel telah membuka ruang untuk publik yakni masyarakat umum dan di daerah tersebut menyampaikan tanggapan dan masukan ikhwal rekam jejak calon komisioner KPU. Hanya saja tidaj ada keberatan masuk soal nama tersebut.
"Kami sudah kerja sesuai tahapan. Ada rentang waktu kita minta tanggapan masyarakat. Bahkan rekam jejak calon untuk penentuan 10 besar. Kan tidak ada tanggapan masyarakat soal nama tersebut. Kenapa sejak awal tidak disampaikan ke Timsel," jelasnya. (Yadi/B)