Ilham Azikin Optimis Bisa Tekan Stunting hingga 14 Persen di 2024, Ajak Semua Pihak Bekerjasama

  • Bagikan
Suasana Rembuk Stunting di Ruang Pola Kantor Bupati Bantaeng, Kecamatan Bantaeng.

BANTAENG, RAKYATSULSEL - Bupati Bantaeng, Ilham Azikin kembali mengajak untuk membangun kebersamaan demi mencegah stunting di Bantaeng. Pemerintah Kabupaten Bantaeng menargetkan untuk menekan angka stunting hingga 14 persen.

Hal itu diungkapkan Ilham Azikin saat membuka acara rembuk stunting di Ruang Pola kantor Bupati Bantaeng, Kecamatan Bantaeng, Kamis (27/4). Dalam kesempatan itu, Ilham Azikin menyebut angka 14 persen di 2024 sangat mudah untuk dicapai.

"Kita pernah melalui hal yang lebih buruk. Di masa pandemi Covid-19 kemarin, ada pembatasan, sasarannya tidak jelas. Ini (Stunting) sasarannya sudah jelas, by name dan by address. Kalau kita kembali bersama-sama, Kita pasti bisa," kata Ilham Azikin.

Dia menambahkan, dibutuhkan kebersamaan dan komitmen untuk kembali menangani stunting ini secara bersama-sama. Semua perangkat OPD dan pimpinan kewilayahan diminta untuk bergerak bersama tangani stunting ini.

"Kita keroyok lagi ini stunting. TNI, Polri, dan seluruh elemen masyarakat kalau bersatu, tentu akan bisa menekan stuting ini," jelas Ilham Azikin.

Dia menambahkan, pada dasarnya, penanganan stunting ini sudah bersifat instruktif. Semua elemen masyarakat diharapkan untuk bisa terlibat menangani stunting ini.

"Ini adalah persoalan nasional yang membutuhkan komitmen untuk melakukan upaya nyata dan efektif agar persoalan ini bisa diselesaikan," kata dia.

Kepala Bappeda Bantaeng, Asruddin mengatakan, sesuai dengan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, data stunting Kabupaten Bantaeng berada pada angka 20,5 persen paad 2021. Angka ini mengalami penurunan menjadi 22,01 persen pada 2022.

"Bantaeng ini masuk dalam daerah-daerah dengan kasus stunting yang rendah di Sulsel," kata dia.

Meski demikian, pemerintah diminta untuk menekan stunting hingga 14 persen pada 2024. Tugas ini, kata dia, hanya bisa diselesaikan jika semua pihak terlibat dalam penanganan ini.

Asruddin menambahkan, kecamatan dengan tingkat stunting tertinggi terjadi di dua kecamatan. Yaitu Kecamatan Eremerasa dan Kecamatan Ulu Ere. Selain itu, pemerintah akan menyentuh sebanyak 15 ribu keluarga sasaran. Dari jumlah itu, ada sebanyak 6.467 keluarga yang berisiko dan harus mendapatkan perhatian,

"Jika ingin mencapai target 14 persen, kita harus melakukan pergerakan cegah stunting dengan efektifitas hingga 4 persen per tahun," kata dia. (Jet)

  • Bagikan