TAKALAR, RAKYATSULSEL - Kinerja Kepala Puskesmas Pattallassang mendapat sorotan warga. Bagaimana tidak, pasien ibu hamil dan anak dalam kandungannya meninggal dunia akibat pelayanan kesehatan lambat.
Tokoh Masyarakat Takalar, Daeng Liwang mengatakan, pasien ibu hamil yang meninggal pada Rabu 26 April 2023 diketahui bernama Normawanti. Ia merupakan warga Salaka Kecamatan Pattallassang.
"Pasien ini meninggal dunia karena pihak Puskesmas Pattallassang lambat merujuk pasien ke Rumah Sakit setelah ingin melahirkan dan dirawat di Puskesmas Pattallassang," ucap Daeng Liwang, Jumat (28/4).
"Diketahui, pasien ini meninggalkan anaknya tiga orang yang masih kecil-kecil, sehingga pihak keluarga sangat merasa kehilangan dan tidak menerima kejadian ini," tambahnya.
Sementara, Keluarga Almarhumah Normawanti, Daeng Tarru menjelaskan pasien ibu hamil sudah berada di Puskesmas Pattallassang sejak subuh. Namun, Normawanti tak kunjung melahirkan.
"Perawat Puskesmas Pattallassang baru merespon setelah melihat kondisi Normawanti melemah. Nah, saat di rujuk ke rumah sakit, ternyata bayi dalam kandungan sudah meninggal. Tak berselang lama, ibunya juga meninggal," ungkap Daeng Tarru.
Ia dan keluarga meminta Pj Bupati Takalar mengevaluasi Kepala Puskesmas Pattalassang sebab kejadian ini sangat tidak manusiawi.
"Apabila itu tidak dilakukan maka kami akan lakukan aksi demontrasi besar-besaran," ujar Daeng Tarru.
Terpisah, Pj Bupati Takalar Setiawan Aswad langsung bersilaturahmi ke keluarga Almarhumah Normawanti Daeng Kanang di Kelurahan Salaka, Kecamatan Pattallassang, Kamis 27 April 2023. Ia didampingi Sekda Takalar Muhammad Hasbi.
"Sebagai pribadi dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Takalar turut berbela sungkawa yang mendalam atas meninggalnya ibu yang dalam proses persalinan. Semoga Almarhumah Husnul Khatimah serta keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan keikhlasan untuk menerima cobaan ini," kata Setiawan.
Pj Bupati Takalar itu menegaskan akan melakukan evaluasi secara menyeluruh di seluruh fasilitas kesehatan di Takalar.
"Kejadian ini akan jadi momentum evaluasi kinerja paramedis di seluruh fasilitas kesehatan. Kejadian ini tidak boleh terulang. Malah kita akan investigasi," ujarnya. (Supahrin Tiro/A)