Antisipasi Angka Pengangguran, Pemkot Makassar Siapkan Lapangan Kerja Baru Lewat Proyek Investasi

  • Bagikan
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto

MAKASSAR, RAKYATSULSEL- Fenomena urbanisasi masih menjadi suatu permasalahan serius diberbagai kota-kota besar di Indonesia. Salah satunya di Kota Makassar, sebagai ibu kota provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki sektor ekonomi yang baik, menarik masyarakat untuk berbondong-bondong ke kota ini.

Efek yang ditimbulkan dari fenomena urbanisasi ini salah satunya yaitu membuat jumlah angka pengangguran dan kemiskinan di Kota Makassar mengalami penurunan yang sedikit.

"Sebagai ibukota yang punya magnet besar terhadap pertumbuhan ekonomi yang baik, itu resikonya seperti itu (tingkat penurunan pengangguran)," ungkap Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, Senin (1/5).

"Itulah kenapa pengangguran kita menurun tetapi tetap dua digit. Kan harusnya satu digit, kan kemiskinan menurun. Misalnya kemarin di angka 13 turun jadi ke angka 9 tetapi datang lagi pengangguran baru diangka 3 jadi naik lagi ke angka 11," tambahnya.

Saat ini, kata Danny Pomanto, Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar tengah gencar mendorong pembangunan proyek-proyek prioritas salah satunya proyek investasi Japparate. Danny Pomanto sapaan akrabnya mengatakan jika proyek-proyek Pemkot Makassar berjalan maka akan ada lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja baru.

Ia membeberkan dalam proyek Japparate akan ada peluang penyerapan tenaga kerja baru sekitar 5 ribu orang. Tak hanya itu, di lorong wisata pun dapat menyerap hingga 100 ribu orang.

Ia menargetkan akan ada 20 peluang bisnis baru di Kota Makassar dengan jumlah penyerapan diperkirakan sekitar 100 ribu tenaga baru.

"Kami target ada 20 peluang bisnis baru. Jadi jangan melihat pekerjaan itu hanya peluang kerja tapi peluang bisnis. Itu yang nyata-nyata, meskipun tidak kelihatan," tukasnya.

Maka dari itu, Danny Pomanto nantinya akan meminta kepada pihak Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menghitung jumlah pengangguran baru yang masuk di kota Makassar dan berapa pengangguran yang telah bekerja.

"Itu memang susah mengukurnya di statistik, tapi saya minta ada metode untuk menguji itu," tutupnya. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version