MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Angka kecelakaan lalu lintas selama arus mudik maupun arus balik lebaran Idulfitri tahun 2023 di Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
Direktur Ditlantas Polda Sulsel, Kombes Faizal mengatakan, kecelakaan itu terdata sejak Operasi Ketupat Pallawa Lipu digelar pada 18 April 2023. Di mana berdasarkan data yang dirangkum tercatat ada 31 orang yang meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas.
"Operasi ketupat sudah selesai kami laksanakan selama 14 hari. Ini saya sampaikan untuk korban meninggal ada peningkatan 63 persen, tahun 2022 ada 19 orang yang meninggal dan tahun 2023 ada 31 orang," kata Faizal saat diwawancara, Selasa (2/5/2023).
"Angka kecelakaan ini secara keseluruhan, 14 hari itu jumlah yang meninggal 31 orang. Kalau dibandingkan 2022 itu ada 19 orang. Jadi ada peningkatan 63 persen, termasuk teguran, luka berat dan luka ringan," sambungnya.
Adanya peningkatan jumlah kecelakaan lalu lintas disebut tak lepas dari jumlah pemudik yang juga mengalami kenaikan tahun 2023 sebanyak 46 persen.
"Sesuai prediksi kami dengan jumlah pemudik yang naik 46 persen pasti berpengaruh kepada jumlah tersebut. Baik dari pelanggaran, kemudian penindakan, kecelakaan," sebutnya.
Selain angka pemudik yang meningkat, kondisi jalan yang masih sama dengan tahun sebelumnya juga disebut berpengaruh terhadap angka kecelakaan. Ditambah lagi dengan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pengedara juga jadi salah satu faktor adanya peningkatan tersebut.
Khusus jalan rusak, Faizal menyampaikan hal ini akan jadi catatan Ditlantas Polda Sulsel yang selanjutnya akan dijadikan rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk memperbaiki jalan yang rusak tersebut.
"Banyak yang kecelakaan itu roda dua dan banyak terjadi juga di jalan poros, jalan utama. Ini menjadi PR kami tentunya bahwa hasil evaluasi kami akan kami jadikan rekomendasi dengan instansi terkait baik balai jalan, pemerintah daerah, kabupaten agar ini tidak terulang lagi (kecelakaan)," ungkapnya.
"Memang tahun ini banyak yang jalan rusak karena diawali dengan curah hujan yang tinggi. Sementara tenggang waktu untuk memperbaiki juga singkat sekali. Contoh di daerah Barru masih berlubang dan sebagainya," Faizal melanjutkan.
Sementara untuk pelanggaran seperti tilang juga dikatakan mengalami kenaikan. Selama operasi berlangsung tercatat ada sebanyak 487 pengendara yang terjaring. Sementara tahun 2022 lalu hanya 37 pengendara.
Dan untuk kemacetan, Faizal mengklaim semuanya teratasi. Tak ada kemacetan yang lumpuh total atau bertumpuk berjam-jam di satu titik.
"Jadi naik 1.216 persen. Teguran sama, naik. Karena prediksi itu tadi, pemudik naik 46 persen. Tapi masalah kemacetan hampir dikatakan tidak ada yang sampai tinggal berjam-jam. Semua bisa diatasi dengan rekayasa bersama dengan instansi terkait," pungkasnya. (isak/B)