Demo Hardiknas 2023 di Makassar Berlangsung Ricuh, Unras Hingga Malam Dibubarkan Paksa Polisi

  • Bagikan
Situasi saat mahasiswa diamankan Polisi. Foto: ISAK PASA'BUAN/RAKYATSULSEL/A

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Aksi unjuk rasa (Unras) peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Kota Makassar tahun 2023 berlangsung ricuh. Keributan bermula saat polisi membubarkan paksa mahasiswa yang melaksanakan aksi hingga malam.

Pantauan di lokasi, di Jalan Sultan Alauddin Makassar, sekitar pukul 18.50 WITA, Selasa (2/5/2023). Kelompok mahasiswa yang mengatas namakan dirinya Koalisi Perjuangan Pemuda Mahasiswa (KPPM) awalnya hanya berorasi sambil memblokade jalan dengan ban bekas yang dibakar.

Penutupan ruas jalan pun mengakibatkan kemacetan. Polisi yang melakukan pengawalan terlihat beberapa kali menyampaikan agar sebagian jalan dibuka namun tidak diindahkan.

Karena tak kunjung membubarkan diri, beberapa anggota polisi kemudian datang menggunakan mobil. Awalnya mereka ikut menyarankan mahasiswa untuk membubarkan diri, namun karena tak diindahkan, akhirnya mereka menarik satu persatu mahasiswa tersebut lalu dinaikkan ke atas mobil untuk diamankan.

Beberapa mahasiswa yang menolak diamankan mencoba melakukan perlawanan, namun karena jumlah polisi lebih banyak sehingga mereka hanya pasrah saat dipiting polisi menuju mobil.

Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Ridwan Hutagaol mengatakan pembubaran dilakukan sebab waktu untuk menyampaikan pendapat telah selesai. Batas waktu melaksanakan aksi unjuk rasa hanya sampai 18.00 WITA.

"Waktunya sudah habis jadi kita bubarkan. Sementara mereka menutup jalan dan mengganggu masyarakat. Jadi kita membawa sementara ke kantor untuk penenangan dan pemeriksaan," ujar Ridwan di lokasi.

Ridwan mengatakan, jumlah mahasiswa yang diamankan sementara sebanyak tujuh orang. "Yang diamankan tadi ada sekitar tujuh orang," sebutnya.

Sebelumnya, Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib mengatakan pihaknya mengerahkan sebanyak 2.150 orang personil gabungan dari TNI, Polri, Sat-Pol PP, Dishub, Damkar dan Dinkes dalam pengawalan aksi unjuk rasa Hari Pendidikan Nasional.

Selama pengamanan tersebut, Ngajib menekankan kepada seluruh anggotanya agar tidak ada anggota yang membawa dan menggunakan senjata api dan senjata tajam.

“Laksanakan pengamanan dengan sabar dan ikhlas, berikan pelayanan yang terbaik, baik terhadap pengunjuk rasa maupun pengguna jalan lainnya, dengan humanis senyum sapa salam, tidak ada yang terpancing emosi, tidak ada yang arogan hingga melakukan kekerasan,” ujar Ngajib.

Orang nomor satu di Mapolrestabes Makassar itu berharap, pelaksanaan unjuk rasa memperingati Hari Pendidikan Nasional tahun 2023 berlangsung aman dan tertib. “Ada 23 titik lokasi yang direncanakan akan dijadikan tempat menyampaikan aspirasi oleh pengunjuk rasa,” tuturnya.

Ngaji menuturkan, 23 titik tersebut tersebar di beberapa kampus yang ada di Makassar, DPRD Sulsel, Flyover, Kantor Gubernur, Kejati, dan Mapolda. "Di depan kampus, Flyover, DPRD, Kantor Gubernur, Kejati, Mapolda," kuncinya.

Adapun tuntutan mahasiswa pada peringatan Hari Pendidikan Nasional ini mulai dari mendesak pemerintah untuk mencabut Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, wujudkan kesejahteraan buruh, dan mendesak pemerintah mencabut UU Perguruan Tinggi No. 12 Tahun 2012 karena dinilai tidak sejalan dengan UUD 1945.

Tak hanya itu, mereka juga mendesak pemerintah mencabut Peraturan Pemerintah tentang Perguruan Tinggi Berbadan Hukum, Wujudkan Pendidikan Gratis, Demokratis, Ilmiah dan Bervisi Kerakyatan dan terakhir meminta agar Komersialisasi Pendidikan dihentikan. (isak/B)

  • Bagikan