MAKASSAR, RAKYATSULSEL- Spesialis penyakit kulit di Klinik Shania, dr Irene Mariani Santoso SpKK FINSDV mengungkap paparan cuaca yang panas bisa menimbulkan sejumlah risiko bagi kulit. Kulit adalah bagian terluar tubuh yang bisa langsung terpapar cuaca panas.
Menurutnya ada banyak efek yang bagi kulit yang bisa ditimbulkan.
"Panas berlebihan dan terus menerus dapat menyebabkan kerusakan sel kulit sehingga kulit menjadi kurang elastis, menebal, dan muncul kerutan (tanda penuaan atau aging)," bebernya.
Paparan matahari berlebihan juga menyebabkan dehidrasi sehingga kulit terasa lebih kering dan kasar. Selanjutnya, bisa terjadi proses sun burn (terbakar matahari), yakni kulit akan memproduksi banyak sel melanin dengan tujuan untuk melindungi kulit dari paparan matahari.
Akibatnya, muncul keluhan seperti flek dan freckles (bintik), serta muka lebih kusam dan gelap. Pada kondisi ekstrem, dapat menyebabkan kerusakan material genetik (DNA).
"Kerusakan DNA ini akan menyebabkan pertumbuhan sel berlebih yang kemudian berubah menjadi tumor. Tumor bisa jinak atau tumor ganas," kata istri dari dr Fery Wijaya SpOG ini.
Tidak hanya itu, efeknya juga bisa menyebabkan eksem yang terkait matahari (dermatitis solaris), serta memicu kambuhnya penyakit kronis seperti psoriasis.
Selain itu, paparan panas berlebih juga bisa menyebabkan produksi keringat berlebihan, saluran keringat tersumbat atau keringat yang terjebak dibawah kulit (heat rash atau biang keringat).
"Cara mengatasi paparan panas berlebih yang terjadi saat ini hindari kontak berlebih dengan matahari. Memakai pakaian pelindung, pakaian dengan bahan katun atau mudah menyerap keringat dan kacamata, memakai sunscreen secara rutin antara pukul 09:00 sampai pukul 17:00 sore," tekannya.
Selain itu, spesialis kulit ini juga menyarankan untuk mengurangi aktivitas fisik dan berada di tempat yang dingin seperti memakai AC atau kipas. Lalu hindari produk kosmetik yang menutup pori-pori wajah seperti foundation.
(FAJAR)