Tantangan Guru di Era Digitalisasi

  • Bagikan
Pengamat Pendidikan Universitas Negeri Makassar Yasdin Yasir.

MAKASSAR, RAKYATSYULSEL.CO - Pengaruh media sosial (Medsos) menjadi tantangan tersendiri dalam dunia pendidikan dewasa ini.

Pasalnya, merambatnya media sosial telah mengikis minat belajar siswa yang lebih banyak menghabiskan waktu pada rana digital yang tidak relefan dengan usianya.

Meski demikian, beberapa orang juga memanfaatkan medsos maupun kemajuan teknologi digitalisasi sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.

Pengamat Pendidikan Universitas Negeri Makassar Yasdin Yasir, mengatakan nilai dari pendidikan tidak hanya befokus pada ilmu pengetahuan akan tetapi interaksi dalam pendidikan juga menjadi poin penting dalam pendidikan.

Kata dia, orang dapat mendapatkan pengetahuan melalui digitalisasi namun itu hanya tergolong orang yang terpelajar.

Ia melanjutkan, fenomena tersebut harus menjadi perhatian seorang guru, bagaimana dapat melahirkan desain pelaksanaan pendidikan yang tidak tergerus dengan kemajuan digitalisasi kehidupan.

"Dari sini juga tantangannya guru sebenarnya adalah membuat proses pembelajaran secara digital itu, menjadi menarik, misalnya dengan memahami media pembelajaran yang baru kemudian orientasi ke masa depan, karena sifatnya peserta didik yang ada sekarang itu dia ingin sesuatu yang instan," tukasnya.

Ia menuturkan, hal yang instan tersebut adalah segala pengetahuan yang didapatkannya itu dengan singkat ia dapatkan melalui kemajuan teknologi, bahkan menariknya proses pembelajaran harus dapat diciptakan oleh seorang guru agar dapat melampaui menariknya dunia digital.

"Seperti pertanyaan, jawabannya itu dapat ditemukan didunia digital, bahkan bisa sekali bertanya muncul narasi-narasi yang dapat dijadikan jawaban yang begitu lengkap, oleh karena itu guru harus menyiapkan diri melebihi kapasitasnya dari situ (menariknya dunia digital) sebenarnya," ulasnya.

Padahal kata dia, esensi dari pendidikan itu sendiri adalah bagaimana interkasi sosial serta moral dapat tercipta antara guru dan peserta didik melalui proses pembelajaran.

"Yang dibangun dalam dunia pendidikan yaitu keeratan (koesifitas) antara guru dengan peserta didiknya melalui perantara materi," kata Yasdin Yasir.

Modifikasi dalam penyajian pendidikan sambung Yasdin Yasir tak haya berfokus pada transfer pengetahuan tetapi juga harus berorientasi pada luaran atau proyeksi keilmuan yang tercipta melalui dunia pendidikan.

"Makanya peserta guru diharapkan sebenarnya pada tantangan ketidakpastian pesertda didik begitu yang berorientasi pada masa depan, itu tantangan terberatnya yang ada sekarang. Karena bisa saja hari ini kalau kita bicara misalnya tentang relevasi kebutuhan, itu jangan-jangan kebutuhan yang kita siapkan itu adalah kebutuhan tidak selaras," urainya.

"Idelanya kebutuhan itu harus selaras dengan kebutuhan sekarang dan masa depan, maupun dunia kerja," imbuhnya.

Ia mengutarakan, para pendidik tidak boleh tergilas dari menariknya dunia digital yang sejatinya tidak dapat membentuk moral pada peserta didik.

"Guru harus mampu mengembangkan diri secara mandiri juga yaitu melalui pengembangan yang berkelanjutan misalnya dengan mengukuti pengupgaretan pengetahuan, itu dari sisi akademik, Tapi dari sisi personalnya harus disiapkan adalah guru juga harus menyiapkan kematangannya (maturity) bagaimana peserta didik lebih percaya ke guru ketimbang main gawai ketika di kelas," jelasnya. (abu/B)

  • Bagikan