MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Makassar menggelar uji kompetensi dan kepatutan (UKK) terhadap bakal calon legislatif (Bacaleg) mereka yang akan bersaing pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang di Sekretariat PKB Makassar, Kamis (4/5/2023).
Tampak terlihat beberapa figur atau mantan kader dari partai lain mengikuti kegiatan tersebut, mereka juga merupakan bekas legislator Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar, mulai dari Shinta Mashita Molina (eks kader Hanura), Basdir (eks kader Demokrat) dan Kamaruddin Olle (eks kader NasDem).
Selain itu, ada pula mantan pengurus DPD I Golkar Sulsel, Andi Makmur Burhanuddin yang saat ini menjabat Sekretaris DPC PKB Makassar juga menjadi bacaleg, mantan Sekertaris Dewan (Sekwan) DPRD Makassar Adwi Awan Umar, mantan Ketua GP Ansor Makassar Muhammad Harun, Akbar Hadi dari kalangan Ormas LMP, Laskar Sinrijala, pengusaha dan kader PKB Makassar.
"Hari ini (kemarin) UKK diikuti 70-an bacaleg, dan sudah melebihi slot. Bahkan Dapil Mamarita (Mamajang, Mariso dan Tamalate) itu calegnya sampai 200 persen," ungkap Ketua DPC PKB Makassar, Fauzi Andi Wawo kepada wartawan.
Soal sejumlah kader partai lain hijrah ke PKB, sambung anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan ini, bahwa PKB terbuka bagi siapapun. ”PKB membuka ruang bagi siapa saja dan yang ingin menjadi pengurus,” katanya.
"Apalagi, kalangan milenial yang pada Pemilu 2024 nanti jumlahnya cukup signifikan, mencapai kisaran 52 persen yang menjadi perhatian PKB Makassar mendulang suara," jelas Fauzi.
Ketua DPW PKB Sulsel, Azhar Arsyad mengungkapkan, peserta UKK difasilitasi oleh partai dan tidak dipungut biaya. Tujuannya menghasilkan caleg berkualitas dan dapat membawa bendera PKB kearah lebih baik.
"Pertama atas nama partai saya mengapresiasi, kesediaan, dan animo yang besar ini dengan menjadi caleg dari PKB. Proses hari ini adalah proses yang dibuka seluas-luasnya. Tentunya bukan hanya formalitas tapi bagaimana menggali dan elaborasi keinginan menjadi anggota DPRD," ungkap Azhar.
Dirinya menjelaskan, persoalan di DPR saat ini bagaimana stigma dan persepsi atau cara pandang ini selalu netanggapan miring.
"Kenapa karena tidak sedikit mereprestasi sebagai wakil rakyat. Sehingga hari ini menguji sejauh mana komitmen di parlemen dan represtansi karena salahsatu pilar penting demokrasi itu parlemen," pungkasnya.
Politisi, sambungnya, adalah pekerjaan mulia karena jembatan fasilitator untuk memperjuangkan harapan publik masyakarat. "Terkait kelebihan stok caleg yang mendaftar, sehingga dengan UKK dan panelis dapat menggali kompetensi dan kapasitas bacaleg. UKK ini bukan proses ideal tetapi salahsatu jalan atau media untuk mengukur komitmen. Karena mendaftar melebihi slot, jadi harus diuji kelayakan," pungkasnya. (Suryadi/B)