Bekerjalah, Kamu Tidak Sendiri

  • Bagikan
Ruasdi Hidayat Jufri.

OLEH: RUSDI HIDAYAT JUFRI

"Dan tidaklah engkau (Muhammad) berada dalam suatu urusan, dan tidak membaca suatu ayat Al-Qur'an serta tidak pula kamu melakukan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu ketika kamu melakukannya. Tidak lengah sedikit pun dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah, baik di Bumi maupun di langit. Tidak ada sesuatu yang lebih kecil dan yang lebih besar daripada itu, melainkan semua tercatat dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)." (QS. Yunus 10: Ayat 61).

Manusia selalu berada dalam pengawasan Tuhannya, dalam kondisi apa pun, susah maupun senang. Di saat berhasil, jangan lah kita sampai merasa senang ataupun antusias berlebihan, jangan sampai kita lupa bahwa semua capaian itu semata mata karena karunia Allah serta ujian bagi kita, apakah kita masih mengingatnya serta memujinya, ataukah kita malah merasa bahwa kita lah yang hebat dalam mencapai itu semua.

Sebaliknya, jangan pula kita merasa sedih dan putus asa ketika apa yang kita dapatkan di dunai ini belum sesuai dengan harapan kita, karena itupun ujian apakah kita akan mengingatnya dengan kesabaran dan keikhlasan, atau malah berkeluh kesah dan berputus asa dari rahmat Allah. Semua ketetapan dari Allah tentu adalah keputusan terbaik, yang mana sebagian mampu kita saksikan dan sadari secara langsung, dengan indera kita, namun sebahagian lainnya membutuhkan kesabaran dan melihatnya dengan indera batin yang lebih dalam dan luas.

Apapun yang manusia kerjakan di dunia ini, senantiasa berada dalam kendali Allah swt. Jika pekerjaan terasa mudah dan ringan, maka yakinlah bahwa ada tangan tangan agung yang bekerja menyelesaikan pekerjaan tersebut. JIka kamu memukul, maka sesungguhnya Allah lah yang memukul. Jika kamu mengangkat, maka sesungguhnya Allah lah yang mengangkat. Jika kamu menulis atau merancang sesuatu di atas kertas, maka Allah senantiasa menghadirkan diri Nya, dalam membimbing dan membantu kita mewujudkannya.

"Ketika kamu melempar, bukan kamu melempar tetapi sesungguhnya Allah lah yang melempar," dikutip dari surah Al Anfal ketika Allah mengkisahkan suasana perang badar di mana kaum muslimin kalah dari sisi jumlah dan peralatan. Allah pun menghibur mereka dan memotivasi untuk terus berjuang karena urusan kemenangan itu sangatlah mudah namun manusia sangatlah berat ketika diminta berjuang bahkan untuk kebaikan dirinya sendiri.

Al Quran pun senantiasa menjadi penuntun setia dalam kehidupan manusia. Allah menyampaikan tuntunan tersebut melalui para nabi dan Rasul, untuk disampaikan kepada manusia, tentang hal yang benar dan hal yang keliru untuk dilakukan oleh manusia. Sehingga, wajib bagi manusia untuk senantiasa membuka, membaca, dan memahaminya dengan sungguh sungguh, agar kita tidak semakin jauh dari arah yang telah ditetapkan. Mintalah petunjuk dari Allah, sebagaimana Nabi Nuh memohon petunjuk ke arah mana kapal yang ditumpanginya harus bersandar. Dengan memohon bimbingan, Nuh berdoa," Yaa Allah tempatkanlah kami di tempat yang penuh berkah."

Seorang hamba yang senantiasa dekat dengan Tuhannya, tidak akan galau dan bimbang ketika berjuang, karena keyakinan yang tinggi bahwa Tuhan maha melihat, maha mendengar, maha kuasa atas segala sesuatu. Segala kegundahan dan kegelisahan yang hadir dalam dada manusia, tak luput dari pengetahuan Nya.

Dengan begitu, dia akan selalu yakin akan hari esok yang akan dilaluinya. Bahwa setia langkah yang akan ditempuhnya, mendekatkan dirinya pada puncak keberhasilannya. Dia akan selalu menikmati apa yang dijumpainya sebagai sebuah anugerah untuk dia jadikan sebagai pengetahuan dan sarana untuk tumbuh menjadi semakin baik.

Seorang manusia yang bijaksana , tidak akan rela bergantung kepada selain Tuhan nya. Karena dia paham, pada akhirnya dia akan kecewa karena semua manusia memiliki keterbatasan dan kelemahan. Meski seseorang yang kelihatan begitu tangguh sekalipun, memiliki sisi kelemahan yang tersembunyi. Ada yang gampang marah, ada yang gampang sedih, ada yang mudah lupa, ada yang penakut, ada yang tidak percaya diri, dan lain-lain.

Begitupun ketika dia bekerja, yang pertama dan utama adalah menempatkan keridhaan Tuhan di atas segalanya. Maksudnya, Jangan sampai kita bekerja hanya untuk membuat orang kagum dan mengakui kemampuan kita, karena penilaian manusia terbatas dan sangat jarang mampu menilai di luar batas kewajaran. Sering kali kita hanya ke GR an merasa disukai pada akhirnya kita pun kecewa kalau ternyata respon yang kita dapatkan dari seseorang berbeda dengan yang kita harapkan.

Sahabat Nabi yang mulia Amr bin Ash pernah mengalami hal ini. Beliau seorang pemimpin yang cerdas dan memiliki Track Record yang gemilang dalam politik. Beberapa kali Nabi memperlihatkan kesukaan nya kepada Amr dalam sikap beliau yang sangat ceria dan Bahagia ketika ketemu dengannya. Namun ketika Amr bertanya kepada Rasulullah tentang siapa yang paling dicintainya , ternyata tak ada nama Amr dalam Best of Five dan seterusnya. Meskipun setiap orang yang mengenal beliau pasti suka dan senang kepadanya. Termasuk Rasulullah SAW.

Ketika kita yakin dengan kedekatan Allah dalam keseharian kita , maka tak satupun yang akan kita temui dalam setiap aktifitas kita kecuali adanya keyakinan bahwa setiap langkah kita menuju pada titik terbaik dalam hidup kita. susah dan senang hanyalah ujian yang meluruskan langkah kita dalam liku liku perjalanan panjang yang kadang menyesatkan. sesungguhnya " SAYA DEKAT " kata Allah , tanpa penafsiran yang rumit, bekerjalah dan berjuanglah kamu tidak sendiri. (*)

  • Bagikan