PKS Sulsel Tolak Sandi

  • Bagikan
karikatur/rambo

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Bola liar bakal calon wakil presiden buat Anies Rasyid Baswedan terus menggelinding. Sejumlah nama terus mengemuka. Paling anyar datang dari Partai Keadilan Sejahtera yang membuka kans kepada Sandiaga Salahuddin Uno. Tapi, PKS Sulawesi Selatan berkukuh menolak nama eks Partai Gerindra itu masuk dalam barisan antrean calon pendamping Anies Baswedan.

Ketua Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan PKS Sulsel, Ariady Arsal menegaskan bahwa PKS telah mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden. Adapun, penentuan calon wakil diserahkan sepenuhnya kepada mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk memutuskannya.

"Untuk posisi calon wapres dari PKS Sulsel mengusulkan Ahmad Heryawan serta beberapa nama lain termasuk Andi Amran Sulaiman. Nama Sandiaga Uno, tidak ada dalam daftar usulan PKS Sulsel," ujar Ariady, Selasa (9/5/2023).

Ariady terang-terangan menyebutkan kekecewaan kepada Sandiaga Uno. Alasannya, Sandi dinilai tak punya kontribusi positif saat menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta kepada PKS.

"Kami sakit hati kepada Sandi. Waktu di DKI Jakarta, dijanji macam-macam, tapi tidak komitmen. Jadi kami nyatakan tidak layak diusung jadi cawapres," beber Ariady.

Dia menyampaikan, PKS sudah sepakat dengan NasDem dan Demokrat memberikan kewenangan sepenuhnya kepada Anies Baswedan memilih yang terbaik dan bisa kerja sama dengan partai pengusung.

Ariady menambahkan, satu nama lain yang ditawarkan kepada Anies sebagai calon pendamping adalah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

"Khofifah kami anggap juga bagus. Harapan kami calon wakil Anies itu representasi Sulawesi Selatan. Khofifah itu kami nilai juga sebagai orang Sulsel," tutur mantan legislator Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Selatan itu.

Sebelumnya, nama Sandiaga Uno tiba-tiba turut meramaikan bursa calon pendamping Anies Baswedan. Presiden PKS, Ahmad Syaikhu menyebut partainya mungkin saja mengusung Sandiaga Uno sebagai bakal cawapres. Pernyataan ini disampaikan Syaikhu demi merespons pengakuan Sandiaga yang ingin berjuang kembali bersama PKS dan mendampingi Anies pada Pilpres 2024.

Syaikhu mengatakan, partainya sangat terbuka menyambut keinginan Sandi berjuang kembali bersama PKS. Bahkan, PKS bersedia mengusung Sandi menjadi cawapres Anies apabila bisa meningkatkan elektoral kemenangan dalam Pilpres 2024.

"Kalau memang nanti Pak Sandi dan Pak Anies bisa chemistry, kemudian hasil survei berpeluang menang, ya, bukan hal yang mustahil, mungkin akan diusung kembali," kata Syaikhu usai mendaftarkan bakal caleg DPR RI partainya di Kantor KPU RI, Jakarta, Senin lalu.

PKS memang pernah mengusung Sandi menjadi calon wakil gubernur DKI Jakarta untuk mendampingi calon gubernur Anies pada 2017. Pasangan ini menang. PKS juga mengusung Sandi sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019 lalu.

Syaikhu mengatakan, penentuan cawapres pendamping Anies masih berproses secara dinamis di internal Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Karena itu, ia menegaskan, Sandi masih sangat mungkin diusung sebagai pendamping Anies.

Namun, lanjut dia, PKS bersama partai lain yang tergabung dalam KPP belum membahas nama Sandi secara detail. KPP akan menggelar pertemuan khusus untuk menentukan cawapres Anies pada pekan depan.

"(Dalam pertemuan itu) kita akan serahkan mungkin berbagai cawapres yang diusulkan itu ke capres (Anies) untuk (dilihat) dari sisi chemistry, sisi peluang untuk menang. Kita akan kaji," ujar Syaikhu.

Kendati bakal membahas nama Sandi dalam pertemuan koalisi, Syaikhu menegaskan bahwa PKS mematuhi isi kesepakatan piagam koalisi, yakni nama cawapres ditentukan oleh Anies. "Harapan kami adalah ketika menentukan cawapres ini bukan hanya sekedar simbolis, tapi kita ingin bahwa cawapres yang dibawa oleh Anies ini akan bisa membawa efek kemenangan di 2024," ujarnya

KPP yang terdiri atas Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS hingga kini memang belum menentukan nama cawapres pendamping Anies. Sebelumnya, eks kader Gerindra, Sandiaga Uno memuji-muji PKS dan menyinggung peluangnya menjadi cawapres pendamping Anies.

"Saya berjuang bersama PKS ini sudah berkali-kali ya, dan terbukti teman-teman PKS ini berjuang dengan hati, pejuang yang sangat pantang menyerah, tidak kenal lelah dan rasanya ingin kembali berjuang dengan teman-teman PKS," kata Sandiaga Uno usai menghadiri Dialog Interaktif Bersama Pelaku Ekonomi Kreatif di Bogor, Ahad (7/5/2023).

Terkait peluang dirinya berpasangan kembali dengan Anies dalam kontestasi Pilpres 2024, Sandi menyerahkan hal itu kepada Ketua Majelis Syura PKS, Salim Segaf Al-Jufri dan pimpinan partai politik lainnya yang tergabung dalam koalisi pengusung Anies. "Bukan wewenang saya menentukan," kata Sandiaga Uno.

Manuver politik Sandi ini mengejutkan sejumlah pihak. Sandi dalam beberapa waktu terakhir digadang-gadang bakal bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan diusung menjadi cawapres pendamping Ganjar Pranowo.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Andi Ali Armunanto menyebutkan walau Anies dan Sandi pernah berpasangan sebagai di Pilkada DKI Jakarta, namun keduanya dinilai sangat sulit berpaket pada Pilpres 2024. Alasannya, kata Ali, beberapa bulan lalu Sandi pernah mengungkit mengenai utang Anies sebesar Rp 50 miliar untuk membiayai kampanye Pilgub DKI Jakarta.

"Apalagi Sandiaga pernah mengatakan sangat susah untuk terhubung dengan Anies," ujar Ali.

Belum lagi, sambung dia, saat ini Sandiaga lebih dekat dengan PPP setelah memilih hengkang dari Partai Gerindra, sementara Gerindra belum mengeluarkan surat pemberhentian Sandiaga sebagai dewan pembina.

"Sekarang yang penting diperhatikan partai politik yang ada di belakang Sandi dan arah politiknya," kata dia.

Ali menyebutkan bila Anies dan Sandi saat ini sudah berada pada kubu yang berbeda sehingga menjadi hambatan keduanya bisa kembali berpaket. "Kecuali ada pembicaraan yang bisa mengubah konstelasi politik," bebernya.

Direktur Eksekutif Indeks Politica Indonesia (IPI) Suwadi Idris Amir menilai sangat jauh bila Sandi akan terpaket dengan Anies. Hal itu, kata dia, disebabkan beberapa faktor.

"Salah satunya, Sandi sudah masuk dalam kelompok pemerintahan Presiden Jokowi. Itu berarti Sandi lebih nyaman berada pada kubu Jokowi dibanding sebagai oposisi," ujar Suwadi.

Dia menyebutkan, Sandi memiliki potensi untuk berpaket dengan Ganjar Pranowo. Apalagi, Sandi mendapat dukungan besar dari PPP yang telah menyatakan bergabung dengan PDIP untuk berkoalisi di Pilpres 2024.

"Kecil kemungkinan Sandi pasangan dengan Anies. Lebih berpeluang bisa digandeng oleh Ganjar maupun Prabowo. Kalaupun kubu Anies melirik Sandi mungkin karena faktor finansial saja," imbuh Suwadi. (suryadi-fahrullah/C)

  • Bagikan

Exit mobile version