Akan tetapi, salah satu pemain putri Kamboja, Chourng Meng dicurigai adalah pemain China (Zhoung Meng) - Silver Medalist WJC 2019. Kecurigaan tersebut muncul karena setiap Meng bertanding, ia tidak ditampilkan atau disorot oleh kameramen hingga final Mixed Team berakhir. Selain itu, saat naik ke podium, Chourng Meng tidak ikut, padahal tidak ada kendala cidera.
Ada pula netizen yang menemukan video selebrasi Kamboja. Di video tersebut, terlihat Chourng Meng belum selesai melakukan selebrasi, tapi sudah ditarik, dipisahkan dari timnya dan diarahkan oleh seseorang untuk berkemas.
Lalu cabor pencak silat, di mana Safira, atlet perempuan Indonesia yang unggul jauh, 61-43 tiba-tiba didiskualifikasi kurang 18 detik saat laga. Untungnya, tim Indonesia mengajukan banding dan banding tersebut diterima, sehingga Safira berhasil meraih emas.
Selain Safira, Bayu Lesmana yang cabor pencak silat putra juga mendapatkan perlakuan buruk. Ia dipaksa WO saat melawan tuan rumah saat final, yaitu Non Sromoachkroham. Atlet Kamboja itu mendapatkan medali emas tanpa bertanding sama sekali, karena di babak semifinal, ia harusnya melawan Malaysia, tapi lawannya tidak mau bertanding.
Tak berhenti di situ, kecurangan juga terjadi di cabor e-sports Valorant. Tim Singapura ketahuan memakai kamera di in-game (bug abuse), sehingga timnas Valorant Indonesia mengajukan komplain. Akan tetapi, panitia SEA Games menganggap bug abuse itu hanya pelanggaran ringan dan tidak perlu ada hukuman atau sanksi untuk tim Singapura. Timnas Valorant Indonesia pun memilih untuk mundur dan tidak bermain sebagai bentuk protes atas keputusan yang tidak adil itu.
Tapi setelah proses yang panjang, akhirnya panitia memutuskan tim Valorant Indonesia juga mendapatkan medali emas bersama dengan Singapura. (*)