Ketat Persaingan DPR RI Dapil Sulsel II, Pengamat Sebut Nasib Petahana Andi Muawiyah Terancam

  • Bagikan
Ras MD

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Salah satu Dapil caleg DPR RI paling kompetitif pertarungan calegnya adalah Sulsel II. Persaingan sangat ketat pada pemilu 2024 mendatang, bahkan dapil yang dikenal julukan "Nerakah" akan kembali terulang.

Pasalnya, dapil ini menyediakan alokasi kursi sebanyak sembilan kursi, ditambah lagi kualitas tokoh-tokoh potensial yang selalu tampil. Baik mereka kategori petahana maupun para penantang.

Ketangguhan petahana di dapil ini tidak selamanya berjalan mulus. Ada beberapa catatan di pemilu sebelumnya, petahana tumbang di pemilu 2019. Seperti Syamsul Bachri di Golkar, begitupun juga Akbar Faizal di NasDem.

Sejauh ini beberapa nama masuk dalam bursa bakal calon anggota legislatif (bacaleg) DPR RI. Antara lain, ada nama Ketua DPD Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras, Ketua Demokrat Sulsel Ni'matullah, dan Ketua Golkar Taufan Pawe yang juga Wali Kota Parepare.

Termasuk diikuti beberapa ketua partai tingkat kabupaten. Di antaranya Nurhidayati Zainuddin (PPP Soppeng), Azkar HL (PPP Bulukumba), Andi Fahsar Padjalangi (Golkar Bone) yang juga Bupati Bone.

Ada juga nama Nurdin Halid (NH). Kemudian banyak tokoh lainnya, seperti Taslim Tamang (Gelora), Ambo Dalle (PPP), Andi Fahsar Padjalangi (Golkar), Andi Rio Padjalangi (Golkar), M Yasir (PPP), dan Andi Muawiyah Ramly (PKB).

Sejumlah tokoh muda ikut mewarnai persaingan. Seperti Andi Amar Ma'ruf Amran yang akan maju lewat PKS. Putra sulung Andi Amran Sulaiman ini akan bersaing dengan petahana Akmal Pasluddin dan anggota DPRD Sulsel Ismail Bachtiar yang sama-sama orang Bone.

Kaitan peluang petahana, pengamat politik, Ras Md mengatakan, jika petahana yang rentan terjungkal salah satunya Andi Muawiyah Ramly dari PKB. Bahkan nasibnya bisa saja terancam di dapil tersebut.

"Pemilu 2024, saya membaca, kerentanan petahana di Sulsel dua masih akan terulang. Salah satunya petahana PKB, Andi Muawiyah," ujarnya, Rabu (17/5/2023).

Daerah pemilihan (Dapil) Sulsel II meliputi Barru, Bulukumba, Bone, Maros, Pangkajene dan Kepulauan, Sinjai, Soppeng, Wajo, dan Parepare. Tokoh-tokoh besar akan bersaing memperebutkan 9 kursi Senayan.

Di dapil ini, sembilan petahana hampir dipastikan akan kembali maju. Kemudian, sejumlah ketua partai, kepala daerah, dan eks kepala daerah ikut bertarung. Mereka sejauh ini masuk dalam bursa bakal calon anggota legislatif (bacaleg) DPR RI.

Menurut Ras Md yang juga Direktur Parameter Publik Indonesia (PPI) itu berpandangan, politisi PKB Andi Muawiyah cukup rentan statusnya sebagai petahana.

"Bahkan proyeksi saya Andi Muawiyah potensial sulit memenangkan pertarungan caleg DPR RI Dapil Sulsel dua dipemilu mendatang," jelasnya.

Menurutnya, ada tiga variabel Andi Muawiyah posisinya sebagai petahana sangat rentan dikalahkan. Variabel pertama adalah histori suara pada Pileg sebelumnya.

Andi Muawiyah dalam rekapitulasi KPU Sulsel 2019, hanya meraih kurang lebih 34 ribu suara. Peraih suara paling buncit dari sembilan anggota DPR RI yang dinyatakan lolos ke senayan.

"Sehingga tergambar jika kekuatan elektoral petahana PKB ini bukanlah kategori tangguh. Bahkan perolehan suara Andi Muawiyah kurang lebih sama dengan suara Syahruddin Alrif sebagai caleg Provinsi dapil sembilan partai Nasdem," ujar Direktur Eksekutif Parameter Publik Indonesia tersebut.

Kedua kata Ras, adalah faktor kinerja. Sejauh ini, kinerja Andi Muawiyah sebagai anggota DPR RI Sulsel dua tidak begitu nampak, bahkan cenderung tenggelam dibanding kinerja para anggota dewan lainnya.

"Seperti Andi Darmawan Aras dari fraksi Gerindra, Andi Rio Padjalangi dari fraksi Golkar dan juga Andi Yuliani Paris dari fraksi PAN. Mereka-mereka ini dinilai cukup berkinerja baik. Sedangkan Andi Muawiyah cenderung tidak begitu nampak dari aspek kinerja dia sebagai Anggota DPR RI. Padahal, salah faktor penilaian rasional publik kepada seorang petahana adalah berbasis kinerja," terang Ras.

Ketiga adalah hadirnya tokoh-tokoh penantang potensial diinternal partai. Diketahui, tokoh penantang di PKB Sulsel dua ada dua tokoh potensial. Seperti Muhammad Rahman Assagaf.

"Bagaimanpun juga, mantan wakil bupati Pangkep ini punya basis elektoral bahkan cenderung terawat. Begitupun juga Tommy Satria. Mantan Wakil Bupati Bulukumba ini pun basis elektoralnya cukup terjaga bahkan kecenderungan pemilih milenial lebih nyaman dengan sosok tokoh politik muda asal Bulukumba ini," jelasnya.

Sehingga, lanjut Ras, tiga variabel besar diatas, membuat posisi Andi Muawiyah dalam status sebagai petahana rentan di Dapil Sulsel II.

"Menurut saya jika Andi Muawiyah, ia tidak melakukan upaya ekstra dalam menghadapi para penantangnya khususnya di internal partai dia, maka hampir dipastikan status Andi Muawiyah sebagai petahana dalam ambang kekalahan," pungkasnya. (Yad/A)

  • Bagikan

Exit mobile version