Pileg 2024, Sembilan Wakil Rakyat di DPRD Sulsel Tak Ikut Caleg

  • Bagikan
ilustrasi. Persaingan Dapil I Diprediksi Sengit

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Ada sembilan Wakil rakyat di DPRD Sulsel tak lagi ikut sebagai calon legislatif (caleg) pada Pileg 2024 mendatang. Mereka akan fokus pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak.

Mereka masing-masing Husmaruddin dan Syamsuddin Karlos di PAN. Andi Ina Kartika, John Rende Mangontan, dan Suwardi Haseng di Golkar. Muh Syarif, Andi Tenri Liwang, dan Hengky Yasin di PKB. Serta Darmawangsyah Muin di Gerindra.

Kendati demikian, dari 9 nama tersebut, beberapa diantaranya masih dijadikan cadangan untuk dimasukkan dalam daftar caleg (DCT) di Pileg 2024 mendatang. Seperti Husmaruddin, Muh Syarif, Andi Tenri Liwang, dan Henky Yasin.

Ketua DPW PAN Sulsel, Ashabul Kahfi mengakui jika beberapa kader PAN kini duduk di DPRD Sulsel, tak lagi maju di Pileg pada 2024 mendatang sehingga namanya tidak dimasukan dalam DCS saat penyerahan di KPU.

"Ada beberapa kader PAN tidak maju lagi di Provinsi. Seperti pak Husmaruddin itu juga siapkan untuk calon Anggota DPR RI, tapi sebagai cadang di Dapil III Sulsel," kata Ketua DPW PAN Sulsel, Ashabul Kahfi, Rabu (17/5/2023).

Sedangkan, Syamsuddin Karlos diminta untuk fokus penuh bertarung di Pilkada Jeneponto mendatang. Sementara Husmaruddin dipersiapkan untuk Pilkada Luwu.

"Nah, beberapa kader PAN peluang duduk kembali di Provinsi besar. Tapi kan kita mau berjenjang kaderisasi. Jadi, sebagian maju pilkada," tutur anggota DPR RI itu.

Seperti PAN, kader PKB yang tidak dimasukkan dalam DCS juga masih berpotensi kembali masuk dalam daftar caleg (DCT).

"Saya minta mereka untuk fokus bantu caleg di bawah (daerah). Tapi apabila setelah disurvei, dan ternyata potensi (dapat) kursi kecil, saya akan masukkan kembali sebagai caleg," ungkap Ketua DPW PKB Sulsel, Azhar Arsyad.

Tiga caleg petahana PKB Sulawesi Selatan tetap bertahan di DPRD Sulawesi Selatan pada Pileg 2024 mendatang. Sedangkan satu caleg petahana naik kelas ke DPR RI dan lainnya maju di Pilkada.

"Tiga caleg petahana tetap bertahan di DPRD Sulsel, satu caleg petahana ke DPR RI, dan tiga masuk Pilkada," ujar Azhar.

Yang bertahan di DPRD Sulsel adalah Azhar Arsyad, Fauzi Andi Wawo, dan Andi Anwar Purnomo. Sedangkan caleg petahana yang naik kelas adalah Irwan Hamid.

"Adapun yang memilih maju di Pilkada yaitu Hengky Yasin di Pilkada Takalar, Andi Tenri Liwang di Pilkada Wajo, dan Muhammad Syarif Karaeng Patta di Kabupaten Jeneponto," terangnya.

Begitu juga dengan kader Golkar, yakni Andi Ina Kartika, John Rende Mangontan, dan Suwardi Haseng. Andi Ina memilih fokus untuk Pilkada Barru.

Sedangkan dua kolega lainnya Suwardi Haseng dan John Rende Mangontan, tetap mengirim penggantinya untuk bisa mempertahankan kursi Golkar pada dapil tersebut.

Suwardi yang berniat maju pada Pilkada Soppeng mempersiapkan keluarganya. Begitu juga dengan John yang mendorong anaknya untuk menggantikan posisinya di DPRD Sulsel.

"Saya tidak maju lagi. Jadi yang saya dorong maju itu anak saya," kata John yang mengincar kursi Bupati Tana Toraja itu.

Begitu pun dengan Darmawangsyah Muin. Ia dengan tegas menyatakan akan fokus Pilkada Gowa dan mendorong istrinya, Andi Tenri Indah (Ketua Gerindra Gowa/Anggota DPRD Gowa) yang menggantikannya maju di Pileg 2024 di Dapil III untuk DPRD Sulsel.

"Iya, saya fokus persiapan untuk Pilkada Gowa," ucapnya.

Bedasarkan data dihimpimpun awak media, pembagian Dapil dan jumlah kursi DPRD Sulsel pada Pemilu 2024: pertama Dapil Makassar A: kuota 9 kursi. Dan dapil Makassar B hanya 6 kursi, sama seperti pemilu 2019.

Untuk Dapil Sulawesi Selatan 3 meliputi Kabupaten Takalar dan Gowa mendapat 9 kursi. Dapil Sulawesi Selatan 4: terdapat 7 kursi meliputi Kabupaten Kepulauan Selayar, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Jeneponto

Selanjutnya, Dapil Sulawesi Selatan 5 : 6 kursi. Terdiri dari Kabupaten Sinjai Kabupaten Bulukumba. Dan Dapil Sulawesi Selatan 6: Ada 9 kursi meliputi Kabupaten Maros, Kabupaten Sinjai, Kabupaten Bulukumba.

Berikutnya, Dapil Sulawesi Selatan 6. Mendapat 9 kursi didalamnya ada Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Kabupaten Barru dan Kota Pare Pare.

Dapil Sulawesi Selatan 7: alokasi 7 kursi meliputi Kabupaten Bone. Sedangkan, Dapil Sulawesi Selatan 8: mendapat 7 kursi terdiri dari Kabupaten Soppeng, Kabupaten Wajo. Dapil Sulawesi Selatan 9: alokasi 9 kursi meliputi, Kabupaten Sidrap, Pinrang, Enrekang.

Kemudian, Dapil Sulsel 10, Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara alokasi 5 kursi. Terakhir dapil Sulsel 11, meliputi Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur dan Palopo mendapat 11 kursi.

Adapun parpol sudah mendaftar di KPU Sulsel menyerahkan DCS yakni. Pertama PKS, kedua PPP, ketiga PAN, NasDem, Hanura, Gerindra, PKB, PBB, Ummat, PSI. Hari ini Demokrat, Golkar, Gelora, Perindo, Garuda, PKN dan Partai Buruh.

Lantas bagaimana pengamat melihat figur akan bertarung di pemilu 2024. Dimana saat ini baik penantang pendatang baru mulai melakukan upaya mencari dukungan menggeser petahana.

Direktur Politician Academy, Bonggas Chandra, ia menilai peluang keterpilihan figur baru untuk di pemilihan legislatif (Pileg) 2024 terbuka. Tren petahana terpilih kembali cukup rendah.

"Kondisi itu, khususnya bisa dilihat di dua kali Pileg DPRD Sulsel terakhir. Pada Pileg 2014, dari 85 kursi, hanya 28 petahana yang terpilih kembali atau cuma 32,9 persen saja. Pada 2019 prsentasinya naik, tetapi kecil, yaitu hanya 33 petahana dari 85 kursi," jelasnya saat dimintai tanggapan.

Bonggas Chandra membeberkan data tersebut mengatakan persestase ini merupakan terkecil jika dibandingkan provinsi lain di Sulsel (diluar wilayah ini).

"Ini termasuk yang persentasenya terkecil, di DPR lain rata-rata petahana yang terpilih kembali 50 persen, selebihnya wajah baru. Nah di sini di bawah 50 persen, ada apa?. Menarik di teliti," katanya.

Peluangnya lagi kata Bonggas, pada Pileg 2019, tingkat partisipasi pemilih di Sulsel diangka 78,1 persen. Artinya masih ada sekira 22 persen yang golput yang tidak memilih.

Artinya ini juga peluang bagi penantang baru. Bagaimana caranya untuk menggaet mereka untuk datang ke TPS untuk memilihnya.

"Karena mungkin mereka tidak datang memilih karena mereka anti politik, tetapi mungkin karena merasa belum mendapatkan sosok-sosok yang mereka pilih. Jadi semakin sering turun mempromosikan diri mungkin bisa jadi kunci," katanya. (Yadi/B)

  • Bagikan