Sebagaimana diketahui tingkat okupansi dari KA ini bertahan di atas 100 persen. Itu berdasarkan laporan BPKASS. "Jadi (dengan populernya KA) sangat krusial dalam mengembangkan ekonomi dalam satu daerah," jelasnya.
Syarkawi melanjutkan, operasional KA memang belum begitu optimal, BPKA masih memiliki PR Panjang dalam merampungkan keseluruhan proyek ini hingga ke Makassar, agar dampak ekonomi bisa lebih optimal.
Ini harus segera diselesaikan oleh BPKASS dan Pemda. "Nyambung ke pelabuhan (Makassar New Port), sampai Parepare baru optimal," sambungnya.
Angkutan barang juga harus dimaksimalkan. Sepanjang jalur KA tersebut merupakan jalur produksi, dari semen, hasil tambang, hingga pangan. Kemudian interkonektivitas dengan sarana transportasi lain sangat dibutuhkan. Seluruh stasiun selayaknya harus disokong dengan sarana transportasi oleh daerah masing-masing untuk memudahkan akses masuk.
Menurutnya, pemerintah daerah harus ikut terlibat dalam menggerakkan trayeknya masuk ke dalam kawasan KA. "Jadi memang pasti manusianya dulu, kalau barang pasti belum optimal," kata dia (FO)