MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) menggelar Makassar International Halal Trade and Business (Mihrab) Summit and Expo 2023 bakal digelar 4-6 Juli di Hotel Claro Makassar.
Berbeda dengan kegiatan sebelumnya, ISMI Makassar International Halal Trade and Business (MIHRAB) Summit and Expo 2023 dikemas lebih luas dan bertaraf Internasional yang melibatkan berbagai negara di dunia.
Ketua ISMI, Andi Muhammad Yusran Paris menjelaskan kegiatan ini merupakan agenda tahunan. "Yang membedakan karena tahun ini dilaksanakan secara internasional dan dibuka oleh Wakil Presiden Indonesia Ma'ruf Amin," ujar dia dalam podcast Rakyat Sulsel Kamis (25/5/2023).
Beberapa tokoh besar akan hadir dalam acara itu. Mereka di antaranya, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Andi Sudirman Sulaiman, pimpinan Bank Indonesia Sulawesi Selatan. Selain itu, sejumlah tamu dari luar negeri juga menyatakan akan hadir, Mereka berasal dari Malaysia, Thailand, Korea Selatan, dan Mesir.
Menurut Yusran, tujuan acara ini yakni memberikan ruang kepada pengusaha muslim supaya bisa menggali potensi yang ada di luar negeri. Dia mengatakan, kualitas produk di Indonesia telah mendapat pengakuan dari bangsa asing karena kualitasnya yang tidak diragukan lagi.
Dia mengatakan, selain bisnis summit, pihaknya juga akan membawa para tamu ke tempat wisata di Sulsel seperti Geopark Maros-Pangkep dan Masjid 99 Kubah.
"Harapan untuk kegiatan, kita mampu meningkatkan ekonomi syariah dimana teman-teman ISMI bisa mendapat peluang yang besar dan terjadi pola interaksi dengan perusahaan dari luar dan dalam negeri," ujar dia.
"Kita harapkan juga ada peningkatan sumber daya manusia. Kita juga akan memberikan sertifikat gratis untuk UMKM minimal ada seribu sertifikat halal yang akan diberikan. Cara mendaftar UMKM bisa dilakukan secara online maupun datang ke kantor," tambahnya.
Penyelenggaraan ISMI MIHRAB Summit and Expo 2023 mendatang diharapkan mampu menumbuhkan pertumbuhan ekonomi syariah dan industri halal di Indonesia. Menurut Yusran, dari sisi demografi, potensi pasar dan kehidupan masyarakat Indonesia sangat memungkinkan industri halal dan ekonomi syariah bertumbuh. Meski demikian, Indonesia sudah sangat tertinggal dari negara non-muslim sekalipun dalam penerapannya.
"Dari sisi pelaksanaannya kita sudah tertinggal dibanding negara non muslim seperti Thailand dan Korea Selatan. Jika negara non muslim saja sudah melihat potensi ini, bagaimana dengan kita negara muslim yang masih belum menangkap peluang tersebut," ujar dia.
Menurut Yusran, penyebab kurang diterapkannya ke ekonomi syariah adalah kurangnya literasi. Dia mengatakan, harusnya lembaga Islami memberikan edukasi kepada masyarakat.
"Misalnya ketika hari Jumat, khutbah harusnya membahas ekonomi syariah karena juga sama pentingnya dengan yang lain. Jika perekonomian syariah maju maka akan maju pula masyarakat muslim," kata Yusran.
Maka untuk menerapkan ekonomi syariah, menurut Yusran, haruslah dimulai dari diri sendiri. "Mempelajari tentang ekonomi syariah kita harus memulai pada diri kita dan lingkungan kita sehingga bisa sampai kepada masyarakat banyak," ujar dia. (Andi Hikmah/B)