Tim Kemenkes Kunker di Mamuju, Ini Agendanya

  • Bagikan
Tim Kemenkes Kunker di Mamuju

MAMUJU, RAKYATSULSEL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mamuju melakukan pendampingan tim dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dalam rangka melakukan pemantauan program minum tablet tambah darah bagi remaja putri di Kabupaten Mamuju, di SMP Negeri 1 Mamuju, Senin (29/5).

Program pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri yang diberikan nama Miss Glowing itu, mendapat penyambutan positif dari para siswi.

Hal itu, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Mamuju, Dewi Sundari mengungkapkan, kegiatan ini merupakan kunjungan kerja diri Kemenkes RI.

"Karena ini kunjungannya ke Sulbar dan difasilitasi Dinkes Sulbar, cuman mungkin karena Mamuju paling dekat, dan melihat antusias dari Kabupaten Mamuju menyambut program ini," pungkas Dewi Sundari.

Diketahui tim dari Kemenkes bakal mengunjungi empat sekolah di Kabupaten Mamuju.

"Mulai dari SMPN 1 Mamuju, SMAN 2 Mamuju, SMKN 1 Rangas dan Ponpes Al-Taufik Pattaropura," terangnya.

Sementara bitu, Dwi Adi Mariandi selaku tim dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI
mengaku, tercengang melihat antusias dari siswi SMPN 1 Mamuju dalam menyambut program tersebut.

"Kalau antusiasnya, senang bangat sih," kata Dwi Adi Mariandi, saat diwawancarai sejumlah wartawan usai melakukan peninjauan.

Menurutnya, antusias siswi di Kabupaten Mamuju termasuk luar biasa, ditambah dengan dukungan dari Bupati Mamuju yang sangat luar biasa.

"Jadi, saya sebenarnya senang ya karena kita kemarin itu datang ke beberapa daerah dan ini menurut saya termasuk yang luar biasa," katanya.

Sehingga Dwi Adi Mariandi menilai, sosialisasi dari Pemkab Mamuju melalui Dinkes Mamuju sangat luar biasa.

"Jadi, teman-teman dari Dinkes Mamuju kalau kami lihat, sangat baik sekali kolaborasinya dengan teman-teman lintas sektor, dengan Dinas Pendidikan, apalagi dukungan dari Bupati Mamuju," tutur Dwi Adi Mariandi.

Selai itu, kata Dewi Sundari, tim dari Kemenkes RI bakal melakukan FGD di sekolah-sekolah yang dikunjungi.

"Paling FGD terbatas, mungkin dengan 10 orang guru, mau lihat hambatan dan keberlangsungan program ini," tutur Dewi Sundari. (Sudirman/A)

  • Bagikan