MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Tiga kepala daerah akan adu gengsi di Daerah Pemilihan Sembilan Sulawesi Selatan pada pemilihan legislatif 2024. Posisinya sebagai ketua partai politik memaksa mereka harus turun gunung memperebutkan kursi. Kans petahana tak bisa dipandang sebelah mata.
Dapil Sembilan Sulawesi Selatan meliputi Kabupaten Sidrap, Pinrang, dan Enrekang. Kepala daerah masing-masing kabupaten merupakan ketua partai. Bupati Andi Irwan Hamid memimpin Partai NasDem Pinrang, Dolla Mando Ketua Partai Gerindra Sidrap, dan Muslimin Bando mengendalikan Partai Golkar di Enrekang.
Bagi Andi Irwan, Pemilu 2024 merupakan ajang pembuktian atas kepercayaan yang diberikan Ketua NasDem Sulsel, Rusdi Masse. Irwan baru beberapa bulan didaulat mengendalikan NasDem di Pinrang.
Pada Pemilu 2019, Andi Irwan menjadi Ketua Demokrat Pinrang. Kala itu, Andi Irwan sukses 'mengantarkan' anaknya Andi Azizah Irma Wahyudiyati melenggang ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulsel dengan perolehan 34.780 suara. Ini sekaligus satu perolehan kursi Partai Demokrat dari Dapil Sembilan. Partai Demokrat juga menjadi pemenang di DPRD Pinrang sehingga mendudukkan kadernya sebagai ketua.
Pada Pemilu 2024, kans Demokrat mempertahankan satu kursi di Dapil Sembilan belum sepenuhnya aman. Hal itu ditandai dengan belum jelasnya petahana Andi Azizah Irma untuk maju kembali dengan mengendarai partai yang sama.
Hingga batas akhir penyerahan daftar bakal calon legislatif di Komisi Pemilihan Umum Sulsel pada 14 Mei, Andi Irma tak menyetorkan berkas pendaftaran ke Partai Demokrat.
Direktur Eksekutif Indeks Politika Indonesia, Suwadi Idris Amir menyatakan, tiga partai di Dapil Sembilan Sulsel berpeluang mengunci dua kursi pada Pemilu 2024. Posisi ketua partai sangat diuntungkan untuk mendongkrak perolehan suara.
"Dengan catatan, ketiga kepala daerah yang juga ketua partai itu bekerja secara maksimal," ujar Suwadi, Selasa (30/5/2023).
Adapun partai lain seperti Demokrat, PPP, PAN, PKB, PKS, dan PDIP akan berjuang keras mempertahankan kursi yang ada. Para petahana, seperti Syahruddin Alrif (NasDem), Rusdin Tabi (Gerindra), dan Azhar Arsyad (PKB) diprediksi masih akan terpilih.
Adapun PDIP diprediksi akan kesulitan mempertahankan kursi setelah Ketua PDIP Pinrang, Andi Kartini Lolo memilih bertarung ke DPR RI. Pada Pemilu 2019, Andi Kartini menyumbang suara pribadi sebanyak 17.056.
Pengamat demokrasi Nurmal Idrus menuturkan, tak bisa dipungkiri bahwa pertarungan di Dapil Sembilan Sulsel akan menjadi panggung bagi para petahana. "Melihat komposisi bacaleg, kemungkinan sebagian besar petahana akan bertahan," ujar Nurmal.
Direktur Nurani Strategic itu menyebutkan perebutan ketat hanya akan terjadi di NasDem karena dua peraih suara terbanyak di dapil ini akan bertemu langsung dalam satu parpol yaitu Syahruddin Alrif dan Andi Azizah Irma. Itu, kata dia, dengan catatan bila Andi Azizah jadi berlabuh NasDem mengikuti ayahnya, Andi Irwan.
"Tak ada masalah bila keduanya mampu meraih dua kursi. Tetapi, satu orang harus siap-siap untuk tak terpilih karena persaingan calon lainnya juga akan sangat ketat," imbuh Nurmal.
Direktur Profetik Institute, Muhammad Asratillah mengatakan sebagian petahana di Dapil Sembilan merupakan figur-figur yang kuat. Syahruddin Alrif yang sekaligus Sekretaris NasDem meraih 34 ribu lebih suara pada Pemilu 2019 dinilai punya kemampuan untuk mengendalikan infrastruktur NasDem.
Adapun Andi Azizah, kata Asratillah, masih akan mengandalkan pengaruh Bupati Irwan Hamid untuk meraih banyak suara, khususnya di Pinrang.
"Ada isu bahwa Andi Azizah akan hijrah dari Demokrat ke NasDem. Bila ini benar maka akan semakin memperkuat posisi NasDem sekaligus membuka kesempatan bagi pendatang baru di Demokrat untuk muncul," ujar Asratillah.
Adapun Ketua PKB Sulsel Azhar Arsyad, menurut Asratillah, hampir dipastikan akan menggunakan instrumen kelembagaan PKB untuk memperkuat posisinya. Dengan melihat situasi ini, maka pendatang baru mesti melihat posisi petahana di partai masing-masing.
Asratillah mengatakan, bila incumbent adalah fungsionaris partai maka pendatang baru mesti mengandalkan jejaring elektoral di luar partai.
"Karena bagaimanapun kekuatan organisasi tim akan membuat upaya pencarian suara akan efektif dengan penggunaan sumber daya dengan seoptimal mungkin," imbuh dia.
Asratilla menuturkan, para pendatang baru mesti mempertimbangkan basis kekerabatan di ketiga kabupaten tersebut. "Bahkan di setiap daerah bisa dibagi lagi menjadi unit-unit kekerabatan berbasis suku yang lebih kecil," kata Asratillah.
Dia menambahkan, yang terpenting adalah pendatang baru mesti mampu memahami aspirasi masyarakat di dapilnya. Karena itu menjadi senjata untuk bisa melawan petahana.
"Mereka mau tidak mau membangun komunikasi yang beresonansi dengan pemilih, menggunakan saluran komunikasi yang tepat, disertai kemasan pesan yang sesuai dengan situasi sosial dan kultural pemilih," ujar dia.
Adapun bakal calon legislatif DPRD Sulsel dari Partai Golkar, Asmara A. Harifuddin Cawidu mengatakan dengan ada kuota khusus kaum hawa 30 persen di setiap kontestasi Pemilu itu tidak boleh disia-siakan.
"Cuma kaum perempuan yang tahu kebutuhan perempuan. Walau saat ini sudah ada perempuan yang mewakilan di DPRD, saya kira Pemilu 2024 nanti harus lebih banyak lagi," ujar dia.
Menurut dia, Pemilu 2019 membuktikan perempuan bisa juga menjadi pimpinan DPRD. Buktinya, Andi Ina Kartika Sari berhasil menjadi ketua.
"Melalui Partai Golkar, saya siap menambah kursi dan memperjuangkan daerah dan masyarakat yang ada di Dapil nanti," ujar dia. (fahrullah-suryadi/C)