MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Peristiwa kematian BNY, siswa kelas VIII SMP Sekolah Islam Athirah Makassar yang ditemukan tewas di pelataran sekolahnya masih dipertanyakan keluarganya.
Dimana putra bungsu Pejabat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tersebut ditemukan tergelak dan sudah dalam kondisi meninggal dunia di lapangan sekolahnya pada Rabu pagi (24/5).
Meski kasus ini sudah berlangsung sepekan, dan pihak kepolisian telah menyampaikan jika BNY diduga bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 8 gedung sekolahnya, namun pihak keluarganya belum yakin.
Bahkan keluarga BNY meyakinkan jika anak usia 15 tahun tersebut tidak bunuh diri, mengingat ada sejumlah kejanggalan yang ditemukan.
"Hingga hari ini, saya masih meyakini bahwa anak saya tidak bunuh diri," kata ayah BNY, Benny Yusuf Nurdin saat diwawancara, Selasa (30/5).
Benny sendiri mengaku sudah mendatangi sekolah anaknya itu dan sudah memantau lokasi kejadian tempat anaknya ditemukan meninggal.
"Iya saya hanya ingin memastikan seperti apa lokasi kejadian. Saya hanya melihat sesuai yang diberitakan kemarin, ada lantai 8," ujar Benny.
Begitu juga kata Benny, kedatangan di Sekolah Islam Athirah Makassar hanya untuk memastikan lokasi tempat barang-barang anaknya tercecer, seperti sepatu dan tasnya. Termasuk memantau tempat anaknya diduga melompat.
"Kalau saya melihat, dilantai 8 itu tidak ada tempat untuk melompat. Saya lihat rooftop, karena di situ ada tangga saya lihat. Tapi tidak mungkinlah, karena disitu tidak ada yang lihat, saya juga tanya di sana, tidak ada yang melihat (kalau BNY naik ke tangga lantai 8)," ujarnya.
Tidak adanya bukti-bukti jelas yang memperlihatkan BNY naik ke rooftop sekolahnya menambah keraguan Benny jika putranya melompat dari lantai 8 sekolahnya. Ditambah CCTV sekolah di lantai 8 yang disebut tidak berfungsi.
"Kalau di pihak kami, saya pribadi, saya orang tuanya dan saya bapaknya dan yang paling dekat dengan ibunya tau persis bahwa bagaimana karakter anak saya," pungkasnya. (Isak Pasabuan/B)