MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Puluhan mahasiswa dari Fakultas Teknik Departemen Teknik Lingkungan Universitas Hasanuddin mendatangi ke kawasan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah di Tamangapa, Kamis (1/6).
Selain itu, mereka juga berkunjung di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) bank Sampah Pusat Kota Makassar di Toddopuli. Kedatangan mahasiswa kampus merah ini, merupakan salah satu bagian program merdeka belajar kampus merdeka bagi mahasiswa teknik lingkungan Unhas ini.
Dalam kunjungan tersebut, mahasiswa Unhas yang didampingi dosen Dr. Irwan Ridwan dan dosen praktisi Saharuddin Ridwan ini, mendapatkan penjelasan operasional TPA Makassar dari kepala UPT TPA Dinas Lingkungan Hidup, Nasrun.
Kepala UPT TPA Dinas Lingkungan Hidup Nasrun mengatakan, TPA Makassar ini sudah over kapasitas sehingga perlu sesegera mungkin dilakukan pembenahan. Pasalnya kata Nasrun, saat ini ketinggian TPA Makassar sekitar 30 meter.
"Kita optimis dengan hadirnya pengelolaan sampah untuk energi listrik yang nantinya akan ada di Makassar bisa menyelesaikan persoalan sampah yang ada di TPA dan Kota Makassar," ucap Nasrun.
Sementara itu, Dosen Pendamping Irwan menyampaikan, kegiatan ini adalah salah satu upaya dari departemen teknik lingkungan untuk memberikan pelajaran tentang realitas pengelolaana sampah di TPA.
"Ini salah satu cara dari kami untuk memberikan pengetahuan tentang implementasi pengelolaan sampah. Makanya kami ikutkan juga dosen dari praktisi pengelolaan sampah. Kita berharap mahasiswa bisa secara langsung melihat bagaimana sistem pengelolaan sampah di TPA," ujarnya.
Usai berkunjung ke TPA Makassar, rombongan bergerak ke kantor UPTD Bank Sampah Induk Makassar di Toddopuli Makassar. Mereka diterima langsung oleh kepala UPTD Bank Sampah Induk, Veronica.
Dalam pemaparannya, Veronica menjelaskan tentang mekanisme pengelolaan bank sampah dan nilai ekonomi yang didapatkan dari bank sampah. Arfan salah satu staf bank sampah induk menjelaskan lebih jauh, jika omzet bank sampah tahun lalu mencapai satu milliar lebih dengan reduksi sampah kurang lebih 600 ton selama tahun 2022.
Hal ini menurut Arfan justru akan lebih banyak lagi jika masyarakat mau menafaatkan bank sampah di setiap RW sebagai upaya dalam mengelola sampah sehingga TPA bisa teratasi. (*)