JAKARTA, RAKYATSULSEL - Kepala Badiklatda PDIP DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menyebut NasDem bermuka dua karena masih ada di pemerintahan tapi mencapreskan Anies Baswedan. NasDem tak merasa demikian.
"Maksudnya apa? Apa yang muka dua. PDIP kacang lupa pada kulitnya. Yang jadi modalitas Jokowi-JK, Jokowi-Ma'ruf, itu PDIP dan NasDem. Jokowi lahir dari gedung ini," kata Ketua DPP NasDem Willy Aditya kepada wartawan di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Jumat (2/6).
Menurut Willy, jangan sampai hubungan PDIP - NasDem retak karena ini. Mencapreskan Anies adalah hak, Jokowi pun sudah tak maju.
"Modalitas Jokowi itu di sini. Masa kawan-kawan amnesia? Siapa modalitas Jokowi paling utama? Ya NasDem. Ini tugas partai calonkan capres dan Pak Jokowi sudah bukan calon lagi. Jangan dibolak balik akal sehat kita," katanya.
"Kalau presiden katakan NasDem caw (keluar dari pemerintahan), NasDem akan taat dan patuh. Bukan PDIP, bukan. Bertepuk enggak bisa sebelah tangan. Jadi jangan di saat gelak tawa, ibu bapak kita, kita lupakan. Jangan kacang lupa kulitnya," sambung Willy.
Gilbert menyebut NasDem muka dua dalam pernyataannya pada 31 Mei lalu.
"Sikap inkonsisten dan dua muka NasDem ini padahal berada dalam kabinet, sangatlah tidak etis. Sebaiknya NasDem menunjukkan sikap politik yang jelas. Lebih baik keluar dari kabinet, atau menegur Anies sebagai bukti masih mendukung/mengawal pemerintahan saat ini. Anies sendiri bukanlah kader NasDem. Berada di kabinet tetapi sikapnya NasDem terlihat oposisi tidaklah dewasa secara politik, malah memberi contoh yang tidak baik seperti partai lain di era SBY,” ujar Gilbert.