Komitmen Ramah Investasi, Bupati Bantaeng Terima Studi Kelayakan Pengembangan KIBa dari Pemprov Sulsel

  • Bagikan
Bupati Bantaeng, Ilham Azikin menerima Studi Kelayakan Pengembangan Kawasan Industri Bantaeng (KIBa) dari Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Makassar.

BANTAENG, RAKYATSULSEL - Bupati Bantaeng, Ilham Azikin menerima Studi Kelayakan Pengembangan Kawasan Industri Bantaeng (KIBa) dari Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Makassar, Rabu (7/6).

Bupati Bantaeng, Ilham Azikin mengatakan, pemerintah provinsi secara nyata dan sesuai dengan kewenangan memberikan dukungan kepada pemerintah Kabupaten Bantaeng terkait dengan eksistensi KIBa.

"Salah satunya itu adalah studi kelayakan pengembangan KIBa. Studi ini tentu penting karena akan menjadi landasan bagi kami pemerintah daerah dan pengelola kawasan dalam menindaklanjuti beberapa hal yang bersifat regulatif terkait dengan KIBa," kata dia.

Bupati bergelar doktor ilmu pemerintahan itu menjelaskan, studi kelayakan pengembangan KIBa ini juga yang akan menjadi landasan bagi pemerintah daerah dan semua investor yang berminat untuk beraktifitas di Kawasan Industri Bantaeng, termasuk rencana investasi yang akan membangun pabrik baterai di Kabupaten Bantaeng dengan nilai investasinya mencapai Rp 135 triliun.

"Tidak hanya industri baterai ini tapi seluruh industri yang akan melakukan investasi di kawasan industri Kabupaten Bantaeng acuannya adalah studi kelayakan, ini sesuatu yang mendasar. Alhamdulillah, pemerintah provinsi memberikan support kepada kawasan industri dan pemerintah kabupaten agar kesiapan KIBa betul-betul menerima investor secara ramah dan pasti," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam video konferensi pers yang beredar mengatakan pihak Inggris bakal melakukan investasi jumbo di Bantaeng, Sulsel.

Inggris bakal membangun pabrik baterai dengan investasi sebesar Rp 135 triliun. Percepatan investasi Inggris itu dilaporkan Bahlil langsung ke Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. (Jet)

  • Bagikan