Menguji Dominasi Partai Golkar

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Golkar berambisi tetap menjadikan Sulawesi Selatan sebagai lumbung suara pada Pemilu 2024. Meski mengalami penurunan suara dan kursi pada 2019, namun Golkar Sulsel tetap kokoh sebagai kampiun. Persaingan internal antar-caleg Beringin juga akan tersaji. Petahanan akan peras keringat menghadapai pendatang baru yang tak mau kalah semangat.

Pada Pemilu 2014, Partai Golkar Sulsel meraih perolehan fantastis dengan 984.250 suara. Jumlah ini berhasil mengantarkan kader Golkar sebagai legislator DPRD Sulsel sebanyak 18 orang.

Hasil itu mengalami penurunan drastis pada Pemilu 2019. Caleg Golkar yang berhasil meraih kursi di DPRD Sulsel hanya berjumlah 13 orang dengan perolehan suara partai 833.382.

Ketua Golkar Sulsel, Taufan Pawe menyatakan akan berusaha untuk menjadikan Sulsel sebagai penyumbang suara terbanyak. Menurut dia, perolehn 2019, harus bisa mengalami kenaikan demi sejumlah mencapai target pada pemilihan gubernur nanti.

"Minimal bisa mencapai 20 persen dari kursi yang ada sekarang. Artinya target 17 kursi harus dicapai agar bisa mengusung sendiri calon gubenur," ujar Taufan, Rabu (7/6/2023).

Menurut Taufan, untuk meraih target 17 kursi tersebut, dirinya mengaku intens mengunjungi pengurus Golkar di kabupaten dan kota untuk memberi semangat kepada kader. Dia mengatakan, pihaknya berusaha meyakinkan kader dan masyarakat bahwa Golkar akan menjadi garda terdepan.

"Kami akan menyatukan Golkar dengan menceritakan ke masyarakat tentang Golkar kekinian dan masa depan. Saya jujur bahwa Sulawesi Selatan merupakan lumbung Golkar walaupun kenyataan terjadi penurunan perolehan kursi pada 2019," imbuh Taufan.

Wali Kota Parepare ini pun memiliki target besar bagaimana bisa mengembalikan kursi di DPRD Sulsel. "Kursi di provinsi di era Pak Syahrul bisa mengusung sendiri calon gubernur. Tapi pada 2019 Golkar hanya memperoleh 13 kursi dan nyaris digeser oleh NasDem yang hanya selisih satu kursi," ujar dia.

Taufan membeberkan target perolehan Golkar baik untuk DPR RI, maupun untuk DPRD Sulsel. "Golkar menuju kemenangan dengan indikator, dari 4 menjadi 7 kursi untuk DPR RI, dari 13 menjadi 20 kursi di provinsi. Capaian minimal 20 persen atau 17 kursi," imbuhnya.

Direktur Parameter Publik Indonesia (PPI) Ras Md menyebutkan, kedigdayaan Golkar akan kembali diuji dalam Pemilu 2024 mendatang. "Publik akan menilai Golkar masih perkasa atau potensial dikalahkan oleh partai lain," ujar dia.

Menurut Ras, elektoral Golkar Sulsel dari pemilu ke pemilu memang selalu menempati urutan teratas. Dari zaman Amin Syam, Ilham Arief Sirajuddin, Syahrul Yasin Limpo, hingga Nurdin Halid, Golkar konsisten tampil sebagai partai pemenang di Sulsel.

Walaupun secara trend elektoral mengalami penurunan, tapi capaian suaranya masih tetap berada dalam posisi teratas. Menurutr Ras, kepemimpinan Taufan Pawe akan diuji dalam Pemilu mendatang.

"Tapi bagi saya, posisi Golkar amat sulit digantikan oleh partai lain. Lain halnya jika ada kejadian luar biasa. Ada tsunami politik hingga akhirnya akar rumput Golkar bermigrasi ke partai lain," jelasnya.

Dia menyebutkan, kedigdayaan Golkar ini tidak terlepas dari struktur Golkar yang cukup kuat. Dia mengatakan, pada 2020 sempat meragukan kekuatan Golkar Sulsel lantaran strukturnya mulai rapuh, tak banyak lagi tokoh-tokoh Golkar yang tampil sebagai penggerak.

"Namun terakhir saya membaca dinamika yang terjadi, Golkar potensial kembali tampil kuat," ujar dia.

Dia mencontohkan, kehadiran Ilham Arief Sirajuddin, kandidat bakal calon Gubernur Sulsel, sangat aktif blusukan ke daerah-daerah dengan atribut Golkar. Ras mengatakan, simpul-simpul Golkar yang ada di daerah akan tergerakkan.

Begitu pun sosok Nurdin Halid yang memutuskan maju bertarung di Pileg DPR RI dapil Sulsel dua. Ras mengatakan, suasana kebangkitan Golkar tercipta dengan kegiatan kampanye Nurdin Halid. Belum lagi beberapa kepala daerah yang juga memutuskan maju sebagai caleg.

Ras menyebutkan, kehadiran mereka dalam kompetisi Pileg 2024 membawa kekuatan besar bagi Golkar. Paling tidak, struktur Golkar dari atas hingga ketingkat kecamatan akan bergerak massif dalam pemilu mendatang.

"Sehingga yang ingin saya katakan, posisi Golkar Sulsel masih sangat sulit tergantikan dalam Pemilu mendatang," tuturnya.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Suharto mengatakan, semua partai berjuang untuk menang pemilu, termasuk Golkar yang tetap ingin mempertahankan dominasi.

Hanya saja, untuk Pemilu 2024 pertarungannya semakin kompetitif, apalagi Golkar dibayang-bayangi oleh NasDem sehingga bila Golkar tidak kerja ekstra keras, bisa jadi akan disalip.

"Terkait komposisi caleg Golkar, saya kira baik yang petahana maupun pendatang baru harus bekerja maksimal karena di partai lainnya juga sedang mempersiapkan kader-kader terbaiknya," ujar Suharto.

Lembaga survey ARCHI Research and Strategy mengeluarkan survey terbarunya atas pemetaan potensi kemenangan sejumlah partai politik (Parpol) pada pemilihan legislatif (Pileg) DPR-RI untuk provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada 2024 mendatang. Archi sendiri saat ini tengah menganalisis terhadap sejumlah partai yang berpotensi untuk mendapatkan tambahan satu kursi khusus di Senayan untuk wilayah Provinsi Sulawesi Selatan pada Pileg 2024.

"Saat ini kami juga sedang menganalisis partai apa saja yang berpotensi untuk mendapatkan satu kursi, mengingat sejumlah partai saat ini sedang berlomba-lomba untuk mendapatkan tambahan satu kursi perwakilannya di parlemen, khusus di Sulawesi Selatan ini memang jumlah kursi sangat besar, di Sulsel 1 itu ada (8) kursi, Sulsel 2 itu (9) kursi, dan Sulsel 3 (7) kursi," ujar CEO Archi, Mukhradis Hadi Kusuma.

Mukhradis juga menyebutkan khusus untuk peta di DPR-RI di Dapil Satu Sulsel kemungkinan besar Golkar bisa mendapatkan dua kursi. Meskipun, kata dia, jika diamati di Sulsel Satu pada Pileg 2019 suara yang terbesar diperoleh Amir Uskara dari PPP.

"Tapi kalau diamati dari jumlah suara di Sulawesi Selatan Satu, Golkar bisa berpeluang mendapatkan dua kursi asalkan caleg di bawah Hamka B Kady itu bisa bekerja maksimal. Catatan lain Golkar bisa mendapat dua kursi karena mesin partai yang jalan, khusus di Dapil Satu," ujar Mukhradis.

Manajer Strategi dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI) Nursandy Syam menilai secara statistik, perolehan kursi Golkar di DPRD Provinsi mengalami tren penurunan bila berkaca dari hasil pemilu sebelumnya. Sementara, pesaing terdektanya yakni Nasdem mengalami tren peningkatan perolehan kursi pada pemilu yang lalu. Namun gambaran akan masa depan dua partai tersebut ditentukan oleh persiapan mereka saat ini.

"Kalau melihat secara rata-rata baik Golkar atau Nasdem memiliki komposisi bacaleg yang cukup seimbang di setiap dapilnya. Dalam artian peluang dua partai ini untuk mendapatkan minimal satu kursi di setiap dapil kemungkinan besar bakal terwujud," kata Nursandy.

Menurut dia, Golkar harus mampu memaksimalkan kerja-kerja elektoral bacalek ke depan terutama di dapil-dapil yang memang dipandang potensial untuk mendapatkan lebih dari satu kursi.

"Melihat persiapan partai ini, baik Golkar maupun Nasdem memiliki peluang yang sama untuk menjadi juara pada Pemilu 2024 akan datang," jelasnya.

Direktur Eksekutif PT Indeks Politica Indonesia (IPI) Suwadi Idris Amir melihat NasDem saat ini tengah menempel Golkar dan potensi NasDem untuk mengger Golkar itu ada. "Kalau NasDem menjaga ritme elektoral, saya kira berimbang. Tapi, ini semuanya bergantung kerja mesin politik mereka," ujar dia.

Suwadi menyebutkan berbicara soal pileg bukan soal ketokohan pemimpin partai tapi usaha kader dalam mencari suara. Menurut dia, ketokohan tanpa usaha maksimal itu tidak ada gunanya. "Artinya ketua partai ini harus melakukan penguatan khususnya saksi di TPS nanti," kata Suwadi. (fahrullah-suryadi/C)

  • Bagikan