OPINI: Sungguminasa Kota Mahasiswa dan Pemikiran Presiden Soekarno

  • Bagikan
Hafid Abbas

Saat itu, UNJ masih menjadi bagian dari UI sebagai sekolah keguruan dan ilmu pendidikan. Prasasti “Kota Mahasiswa” ini kini seakan terlupakan, meski ini adalah salah satu warisan monumental Soekarno kepada dunia pendidikan di tanah air yang patut dikenang selamanya.

Istilah “Kota Mahasiswa” oleh Soekarno kelihatannya baru mulai dikenal oleh masyarakat internasional setelah pertama kali Quacquarelli Symonds (QS) bersama Times Higher Education (THE) mempublikasikan hasil studi pemeringkatan kota-kota mahasiswa terbaik di dunia pada 2010.

Misalnya, pada 2022, QS menempatkan London sebagai Kota Mahasiswa terbaik di dunia, kemudian disusul Munich, dan Seoul di urutan ketiga. Pemikiran Soekarno sungguh melampauhi zamannya.

Dengan mengikuti kriteria Presiden Soekarno dan QS, dijelaskan bahwa satu kota patut disebut sebagai Kota Mahasiswa apabila memenuhi berbagai krieria berikut.

Pertama, di kota itu sudah terdapat minimal tiga perguruan tinggi bereputasi yang melayani masyarakatnya yang berpenduduk lebih 250 ribu jiwa. Keberadaan Kampus UI Salemba sebagai Perguruan Tinggi Kedokteran dan Lembaga Pendidikan Jasmani; Kampus UI Rawamangun sebagai Perguruan Tinggi Ilmu Hukum, Kesusasteraan dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat; dan kawasan UI di Pegangsaan Timur sebagai tempat hunian para mahasiswa, Jakarta sungguh sudah memenuhi kriteria QS dan THE yang baru muncul setelah 57 tahun peletakan Prasasti Soekarno di Kampus Rawamangun.

Gowa dengan ibukotanya Sungguminasa yang berpenduduk 769 ribu jiwa (BPS, 2021) dihuni oleh sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta yang unggul berakreditasi A dari BAN-PT, yakni: UIN Alauddin dengan kampus utamanya di Samata, UNHAS di Bontomarannu, dan UNM di Parangtambung (perbatasan Sungguminasa-Makassar), Institut Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Palangga, Universitas Muhammadiyah di Sungguminasa dan sejumlah sekolah tinggi, politeknik dan akademi negeri dan swasta.

Data Kementerian Dalam Negeri 2020 memperlihatkan bahwa di antara 514 Kabupaten/Kota, terdapat 416 kabupaten dan 98 kota. Ternyata di antara semua kota dan kabupaten tersebut sedikit sekali yang memiliki minimal tiga perguruan tinggi (PT) berakreditasi “A”.

Tidak satupun kota di seluruh wilayah Kalimantan, Papua, NTT, NTB, dan Maluku yang memiliki minimal tiga PT berakreditasi “A”, di Sumatera hanya Medan, di Sulawesi hanya Makassar dan Sungguminasa dan di Bali hanya Denpasar.

  • Bagikan