OPINI: Sungguminasa Kota Mahasiswa dan Pemikiran Presiden Soekarno

  • Bagikan
Hafid Abbas

Kelima, data BPS (2020) dan berbagai sumber lainnya memperlihatkan bahwa akibat pandemi Covid-19, Kota Mahasiswa yang paling banyak dikunjungi pendatang mancanegara yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi iklim pergaulan internasional di kampus, sepanjang 2020 adalah Denpasar (1.050.505); Jakarta (89.616); Medan (44.285); Yogyakarta (40.570); Surabaya (37.257); Semarang (21.764); Malang (16.286); Solo (4.485); Makassar dan Sungguminasa (3.573). Yang paling sedikit dikunjungi pendatang mancanegara adalah Bandung (103). Denpasar terlihat 10.199 kali lebih banyak dikunjungi pendatang dibanding Bandung.

Berdasarkan data dari kelima kelompok variabel tersebut, dengan memberikan bobot yang lebih besar atas keberadaan universitas berkualitas dunia di satu kota, terlihat bahwa pada 2020, Yogyakarta di peringkat pertama dengan skor 23, lalu disusul Jakarta di urutan kedua (21) dan Semarang di peringkat ketiga (18). Urutan ke empat ditempati Bandung dan Surabaya (16), kemudian Solo dan Malang di urutan kelima (15), disusul Sungguminasa di urutan keenam (14). Selanjutnya, Medan, Makassar dan Denpasar di urutan ketujuh (12).

Sungguh satu prestasi luar biasa, kini Sungguminasa dan Makassar hadir sebagai kota ke enam dan ke tujuh terbaik (2021) di antara 514 kabupaten/kota di tanah air sebagai destinasi pendidikan tinggi bagi masyarakat luas. Semoga ke depan, semakin banyak kabupaten/kota yang layak disebut sebagai Kota Mahasiswa sesuai dengan kriteria Presiden Soekarno yang telah dicanangkan tujuh dekade silam. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version