MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sebanyak 12 legislator yang saat ini duduk di kursi DPRD Sulsel tak ingin lagi maju pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 mendatang. Mereka ingin bersaing merebut kursi kepala daerah.
Legislator tersebut ialah Andi Ina Kartika Sari, Andi Tenriliweng, Anwar A Recca Sakit, Andi Irma Azizah, John Rende Mangontan, Syamsuddin Karlos, Irwan, Husmaruddin, Hengki Yasin, Darmawangsyah Muin, Muhammad Sarif dan Suwardi Haseng.
Direktur Politician Academy, Bonggas Chandra mengungkapkan, legislator petahana yang tidak lagi mencalonkan lagislator membuat peluang keterpilihan figur baru terbuka lebar pada Pileg 2024. Apalagi tren petahana terpilih kembali cukup rendah, jika berkaca pesta demokrasi sebelumnya.
Kondisi itu, kata dia, bisa dilihat di dua kali Pileg DPRD Sulsel terakhir. Di mana Pileg 2014 dari 85 petahana hanya 28 orang yang terpilih kembali atau cuma 32,9 persen saja.
"Kemudian Pileg 2019 meskipun presentasinya naik, tetapi angkanya masih kecil, yakni hanya 33 petahana kembali terpilih dari 85 orang," jelasnya, Jumat (9/6/2023).
Bonggas Chandra membeberkan, data tersebut menyatakan persentase ini merupakan terkecil jika dibandingkan provinsi lain di Sulsel (diluar wilayah ini).
"Nah di sini di bawah 50 persen, ada apa? Menarik diteliti. Saya akan berikan respon tentang informasi potensi atau kemungkinan petahana di Sulawesi Selatan tingkat satu terpilih kembali kembali," tuturnya.
Dia menilai ini terjadi karena beberapa hal. Antaranya, ketidakmampuan petahana menjaga konstituennya. Serta, mereka tidak bisa menunaikan janji politiknya.
"Artinya petahana sebagai kandidat itu tidak terlalu kuat. Sehingga menjadi harapan besar bagi para penantang baru," ungkapnya.
Peluangnya lagi, kata Bonggas, pada Pileg 2019, tingkat partisipasi pemilih di Sulsel di angka 78,1 persen. Artinya masih ada sekira 22 persen yang yang tidak menyalurkan hak pilihnya.
Sehingga, ini juga peluang bagi penantang baru. Bagaimana caranya untuk menggaet para pemilih golput untuk datang ke TPS.
"Karena mungkin mereka tidak datang memilih karena mereka anti politik, tetapi mungkin karena merasa belum mendapatkan sosok-sosok yang mereka pilih. Jadi semakin sering turun mempromosikan diri, mungkin bisa jadi kunci," terangnya.
Menurutnya, analis diatas bukan merupakan gejala yang baru yang hanya terjadi Sulawesi Selatan. Hampir semua wilayah seperti NTB, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, itu terjadi hal kurang lebih sama, di mana kemungkinan petahana untuk duduk kembali di bawah 40 persen.
Padahal, kata dia, jika melihat petahana sebetulnya mereka ini orang orang yang mempunyai keunggulan jauh lebih dibandingkan penantang baru, karena sudah punya basis massa, kedua mendapatkan gaji dan fasilitas negara.
Ketiga mereka mempunyai dana aspirasi dan program yang bisa diberikan ke konstituen dan sorotan media dan publik, sehingga tidak perlu cari cari lagi. "Sejumlah keuntungan tersebut ternyata petahana tidak mampu mempertahankan posisinya," ucapnya.