Berebut Kursi DPRD Sulsel Bakal Sengit: Ini Figur Baru Calon Penantang Petahana

  • Bagikan
Gedung DPRD Sulsel

Dia menilai ini terjadi karena beberapa hal. Antaranya, ketidakmampuan petahana menjaga konstituennya serta mereka tidak bisa menunaikan janji politiknya.

"Artinya petahana sebagai kandidat itu tidak terlalu kuat. Sehingga menjadi harapan besar bagi para penantang baru," ungkapnya.

Peluangnya lagi kata Bonggas, pada Pileg 2019, tingkat partisipasi pemilih di Sulsel di angka 78,1 persen. Artinya masih ada sekira 22 persen yang yang tidak menyalurkan hak pilihnya.
Sehingga ini juga peluang bagi penantang baru. Bagaimana caranya untuk menggaet para pemilih golput untuk datang ke TPS.

"Karena mungkin mereka tidak datang memilih karena mereka anti politik, tetapi mungkin karena merasa belum mendapatkan sosok-sosok yang mereka pilih. Jadi semakin sering turun mempromosikan diri, mungkin bisa jadi kunci," terangnya.

Menurutnya, analis diatas bukan merupakan gejala yang baru yang hanya terjadi Sulawesi Selatan. Hampir semua wilayah seperti NTB, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, itu terjadi hal kurang lebih sama , di mana kemungkinan petahana untuk duduk kembali di bawah 40 persen

Padahal kalau kata dia, jika melihat petahana sebetulnya mereka ini orang orang yang mempunyai keunggulan jauh lebih dibandingkan penantang baru, karena sudah punya basis massa, kedua mendapatkan gaji dan fasilitas negara.

Ketiga mereka mempunyai dana aspirasi dan program yang bisa diberikan ke konstituen dan sorotan media dan publik, sehingga tidak perlu cari cari lagi.

"Sejumlah keuntungan tersebut ternyata petahana tidak mampu mempertahankan posisinya," ungkapnya.

Muncul pertanyaan mengapa? Secara umum kinerja dan performancenya tidak baik, pertama mereka tidak merawat konstituen dengan baik, tidak merawat basis, atau jarang turun ke daerah, tidak aktif mendengarkan aspira masyarakat, tidak memberikan dana aspirasi atau program yang dibutuhkan masyarakat.

Ketiga mungkin mereka ini tidak ada prestasi menonjol di dewan, mungkin duduk diam, kita tau bahwa keputusan di dewan kolektif betul tapi anggota dewan tidak mempunyai kejelasan perjuangan yang apa mereka lakukan.

Keempat alasan dari luar, biasanya ada kompetitor jauh lebih baik memiliki track record yang jelas dan mempunyai komitmen kerja keras mungkin lebih menjanjikan terbukti di masyarakat. Inilah membuat sang petahana sulit untuk terpilih kembali.

"Apakah di 2024, bisa seperti itu, bisa saja apalagi saya melihat masa kepengurusan jabatan mereka ada dua tahun Covid-19 sehingga ini saja berpengaruh juga. Sekali lagi mestinya petahana memanfaatkan fasilitas, gaji, program, akses mereka miliki sebesar besarnya. Itulah yang terjadi di termasuk di DPRD Sulawesi Selatan," pungkasnya.

Terpisah, Ketua Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras mengaku, cukup optimis dengan komposisi Bacaleg partai besutan Prabowo Subianto untuk DPRD Provinsi pada Pileg mendatang. Sehingga, ia berambisi menargetkan perolehan kursi dapat mengusung tunggal di Pileg.

"Iya target kami 17 kursi. Bacaleg ini saya yang turun langsung melakukan penjaringan. Jadi saya yakin," ujar legislator DPR RI baru - baru ini.

Diketahui, mayoritas nama-nama petahana dari mereka meninggalkan zona nyaman, karena ingin fokus mempersiapkan diri maju di Pilkada yang pelaksanaanya digelar November 2024.

Para wakil rakyat DPRD Sulsel yang tak nyaleg lagi karena ingin fokus di Pilkada yakni Andi Ina Kartika Sari di Barru, John Rende Mangontan di Tana Toraja. Selanjutnya Irwan di Pangkep, Husmaruddin di Luwu.

Selanjutnya Hengki Yasin di Takalar, Darmawangsyah Muin di Gowa. Andi Tenriliweng di Wajo, Suwardi Haseng di Soppeng serta Muhammad Sarif dan Syamsuddin Karlos di Jeneponto.

Sementara Anwar A Recca tak maju lagi karena alasan kesehatan. Dan Andi Irma Azizah memilih istirahat dari Pemilu 2024.

Sekertaris DPD Gerindra Sulsel, Darmawangsyah mengatakan hanya dirinya yang tak maju lagi di Pileg 2024. Dia memang akan fokus menjadi orang nomor satu di Kabupaten Gowa.

"Ada 11 teman-teman petahana kita turunkan lagi untuk kembali bertarung. Saya tidak maju lagi karena fokus di Pilkada Gowa," kata Wakil Ketua DPRD Sulsel ini.

Sebagai pengganti, Wawan sapaannya mendorong istrinya Andi Tenri Indah naik kelas ke DPRD Sulsel di Dapil Gowa-Takalar. Saat ini Indah menjabat Wakil Ketua DPRD Gowa.

"Tentu keyakinan saya cukup berdasar, komposisi Bacaleg kita di Gowa dan Takalar sangat mumpuni. Sehingga kalau Pemilu 2019 nyaris 2 kursi, tahun 2024 kita bisa dapat 2 kursi," ujarnya.

Di Golkar, ada tiga anggota DPRD Sulsel yang tidak nyaleg lagi. Ketiganya kompak bakal maju Pilkada di masing-masing daerahnya. Mereka ialah Andi Ina, John Rende dan Suwardi Haseng.

"Saya kasih kesempatan kepada yang lain. Bagi saya, untuk kekuasaan kita tidak boleh mengikuti hawa nafsu, kasih juga kesempatan kepada yang lain untuk mengabdi," ungkap Andi Ina.

Ketua DPRD Sulsel ini memang ingin fokus di Pilkada Barru. Namun Andi Ina akan mendorong suaminya Muhammad Yulianto Badwi di Pileg 2024.

"Saya sudah sampaikan kepada DPP kalau tidak maju lagi. Mereka sudah paham dan menerima keputusan saya," paparnya.

Adapun John memang punya niat maju di Pilkada Tana Toraja. Namun ia mendorong keluarganya untuk menggantikannya bertarung di Dapil Tana Toraja dan Toraja Utara.

"Saya tidak maju lagi. Jadi yang saya dorong maju itu anak saya," singkat anggota Komisi D DPRD Sulsel ini.

Sementara di PKB, empat legislatornya tak maju lagi. Tiga diantaranya fokus di Pilkada, sementara Anwar Recca harus istirahat karena masalah kesehatan.

Ketua DPW PKB Sulsel, Azhar Arsyad mengungkapkan ketiga kadernya yang akan maju di Pilkada ialah Hengki Yasin, Muhammad Sarif dan Andi Tenriwaleng. Namun demikian, ketiganya wajib membantu partai menang di Pileg 2024.

"Ada tiga anggota kami yang fokus di Pilkada. Kita tidak masukkan Bacaleg. Tapi nanti kami lihat, jika hasil hitung-hitungannya butuh tambahan kekuatan, maka kami akan masukkan lagi," kuncinya. (Yadi/B)

  • Bagikan