Guru SMP di Parepare Terpilih sebagai Pemakalah Kongres Bahasa Indonesia XII

  • Bagikan

PAREPARE, RAKSUL - Pencapaian membanggakan kembali ditorehkan salah seorang guru di Kota Parepare. Guru tersebut bernama Rahmaniar, guru mata pelajaran bahasa daerah di UPTD SMP Negeri 2 Kota Parepare. Ia berhasil lolos seleksi sebagai pemakalah pada Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII yang akan digelar 26--29 Oktober 2023 di Jakarta.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan, Ganjar Harimansyah membenarkan berita itu. Rahmaniar merupakan satu-satunya pemakalah yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan yang berhasil lolos seleksi sebagai pemakalah dalam forum tertinggi yang membahas masalah kebahasaan dan kesastraan di Indonesia ini.

"Alhamdulillah ada yang lolos dari Sulsel. Berdasarkan informasi yang kami peroleh, ada banyak makalah yang masuk; rata-rata dari kalangan dosen dan peneliti. Alhamdulillah, Rahmaniar yang seorang guru SMP berhasil lolos dari seleksi yang sangat ketat oleh Tim Penilai dan Panitia KBI XII dengan mengacu pada kriteria format, struktur makalah, isi, dan kebahasaan, serta pemenuhan ambang plagiarisme," ujar Ganjar Harimansyah yang dihubungi, Sabtu, 10 Juni 2023.

Pengumuman itu lanjut Ganjar, sapaan karib mantan Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah ini, diumumkan melalui surat bernomor 1283/13/HN.01.00/2023 tentang Penetapan Hasil Seleksi Makalah Kongres Bahasa Indonesia XII Tahun 2023.

Pada pengumuman itu, terdapat 37 pemakalah terpilih dengan tiga subtema makalah, yakni Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah, Literasi Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Internasionalisasi Bahasa Indonesia. "Saudara Rahmaniar membuat makalah dengan subtema Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah," imbuh dia.

Rahmaniar lanjut Ganjar akan menghadiri undangan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk mempresentasikan makalah yang ditulisnya.

Makalah berjudul "Peran Komunitas Ikatan Guru Bahasa Daerah (IGBD) dalam Melestarikan Bahasa Daerah di Kota Parepare" yang ditulis Rahmaniar akan dipresentasikan di hadapan kurang lebih 1.500 peserta yang juga dipilih secara selektif, yakni 500 orang secara luring dan 1.000 orang secara daring.

Ganjar menguraikan, KBI ini sendiri merupakan forum ilmiah yang ditunggu-tunggu karena hanya berlangsung sekali dalam lima tahun. KBI dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dengan tujuan menentukan arah kebijakan pengembangan, pembinaan, pelindungan bahasa di Indonesia dengan menghimpun semua unsur pemangku kepentingan untuk bertukar pikiran dan informasi tentang penanganan bahasa, khususnya bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang ada di Indonesia.

"Dalam Kongres ini juga akan dihasilkan rekomendasi untuk pengambil kebijakan dalam melakukan tugas dan fungsi pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa di Indonesia serta strategi penginternasionalan bahasa Indonesia," urainya.

Selain 37 orang pemakalah yang didominasi dosen dan peneliti, baik dalam maupun luar negeri, KBI itu juga akan menghadirkan tiga orang pembicara kunci, yaitu Retno L.P. Marsudi, Menteri Luar Negeri RI yang akan membahas "Peran Bahasa Indonesia dalam Diplomasi Luar Negeri RI". Selanjutnya, Stefania Giannini, Asisten Direktur Jenderal UNESCO Bidang Pendidikan dengan judul bahasan "The Global Picture of Mother Tongue Preservation: Challenges and Opputunities fron a UNESCO Perspective". KBI juga menghadirkan Najwa Shihab, penggiat literasi, yang akan membawakan materi "Literasi Multibahasa dan Multibudaya".

Dihubungi terpisah, Rahmaniar mengungkapkan motivasinya tegerak untuk mengikuti seleksi sebagai pemakalah dalam Kongres bergengsi itu. "Awalnya saya melihat info pendaftaran KBI di medsos Balai Bahasa Sulsel. Lalu saya yang memang hobi menulis pun mencoba membuat makalah tentang revitalisasi bahasa dan sastra daerah. Sebenarnya, saya mau mendaftar peserta, tapi saya kembali tergerak untuk berbagi praktik baik tentang peran Komunitas kami (IGBD) dalam melestarikan bahasa daerah di Kota Parepare agar dapat menginspirasi sehingga makin banyak orang atau komunitas yang tergerak dalam pelestarian bahasa daerah," ujar Niar, sapaan karib Guru peraih penghargaan Sosok Inspiratif Tahun 2023 dari Kemdikbudristek ini.

"Alhamdulillah, saya tidak pernah menyangka makalah saya bisa lolos karena saya sadar saya hanya guru biasa, sementara rata-rata yang ikut seleksi adalah dari kalangan dosen dan peneliti. Saya hanya berbuat, setelah itu berdoa kepada Maha Penentu agar dapat menjadi bagian dalam Kongres Bahasa Indonesia XII," tutup anak bungsu dari pasangan almarhum La Base dan almarhumah I Jadda ini. (*)

  • Bagikan