MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pemerintah Provinisi Sulawesi terus meningkatkan indeks pembangunan bahkan sampai ke pedesaan.
Diketahui, berdasarkan Surat Keputusan (SK) dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI, bahwa desa sangat tertinggal di Sulsel menurun, tersisa 11 desa.
Kepala Dinas Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) Sulsel, Muh Saleh mengatakan, tahun ini Pemrpov Sulsel terus memperhatikan indeks pembangunan di Sulsel. Kata dia, indeks pembangunan desa itu melihat indeks ekologi, kesehatan dan ekonomi.
Ia menjelaskan, untuk indeks ekologi itu sendiri meliputi pelengkapan sapras mitigasi bencana dan sebagainya. Selanjutnya peningkatan pertumbuhan ekonomi itu meliputi pembangunan jalan.
Bahkan aspek kesehatan, juga menjadi salah satu perhatian dari ketiga indeks tersebut. "Ekologi, itu terkait dengan sapras mitigasi bencana, ekonominya terkait dengan jalan atau infrastrukturnya, termasuk juga kesehatan," jelasnya, Minggu ( 18/6/2023).
Ia mengutarakan, dari ketiga aspek itu tentu akan melihat skala prioritas yang memang sangat dibutuhkan untuk 11 desa tersebut.
Ia membeberkan, Pemprov Sulsel tahun ini menggelontorkan dana sebesar Rp200 juta untuk setiap desa, jika diasumsikan dengan jumlah desa teringgal di Sulsel itu sebanyak 11 desa itu senilai Rp1,2 miliar. "Itu untuk Rp200 juta setiap desa," jelasnya.
Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mendorong untuk pengentasan Desa Sangat Tertinggal di Sulsel.
Adapun 11 desa sangat tertinggal itu berada di tiga kabupaten, Pinrang, Tana Toraja, dan Toraja Utara. Antara lain Desa Basseang, Desa Kariango, Desa Lembang Mesakada, Desa Letta (Kabupaten Pinrang). Lembang Sandana, Lembang Simbuang Batutallu (Kabupaten Tana Toraja). Lembang Baruppu Benteng Batu, Lembang Baruppu Parodo, Lembang Baruppu Utara, Lembang Talimbangan Batu, dan Lembang Sa’dan Ulusalu (Kabupaten Toraja Utara).
“Untuk tahun ini, kami melakukan intervensi untuk mengentaskan desa sangat tertinggal melalui alokasi bantuan keuangan,” jelasnya. (abu/B)