Kondisi ini diduga berpengaruh pada produktivitas pekerja. "Pekerja merasa mau rajin atau tidak, gajinya sama," ujarnya.
Di China, pekerja bisa menghasilkan rata-rata 1,5-2 pasang sepatu per hari, sedangkan di Indonesia hanya 1 pasang.
"Pekerja China itu memang seperti nggak ada capeknya. Saya pernah kunjungan pabrik, ada pekerja China dan lokal, cara masang batanya itu memang beda," tukasnya.
Oleh sebab itu, dia pun berharap pemerintah mengevaluasi kebijakan-kebijakan terkait upah minimum. Dan, memacu peningkatan kualitas pekerja Indonesia melalui vokasi. (FO)