MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Berdasarkan data PBB, sepertiga penduduk dunia hidup di bawah garis kemiskinan, dan 70 persen dari mereka adalah perempuan. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan gender yang signifikan dalam akses terhadap sumber daya dan kesempatan.
Data itu diungkapkan Nurlina Subair, dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar. Pengukuhan yang dihelat bersamaan dengan Wisuda 79 Unismuh Makassar itu, digelar di Balai Sidang Muktamar, Kampus Unismuh Makassar.
Dalam pidato pengukuhan guru besar, yang berjudul “Perangkap Kemiskinan dan Strategi Bertahan Hidup Perempuan Kepala Rumah Tangga”, Prof. Nurlina Subair mengungkapkan kekhawatirannya terhadap fenomena kemiskinan yang masih menghantui banyak perempuan di dunia.
Dalam konteks Indonesia, ungkap Nurlina, data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan bahwa setiap 10 rumah tangga dikepalai oleh perempuan, dan sekitar 80 persen di antaranya adalah janda.
“Perempuan kepala rumah tangga ini sering kali menghadapi tantangan yang kompleks, seperti tingkat pendidikan rendah, harapan hidup yang rendah, tingkat penghasilan yang rendah, serta tingginya kasus kekerasan yang terjadi terhadap mereka,” ujarnya.
Dalam pidatonya, Nurlina Subair juga menguraikan beberapa analisis sosiologis mengenai perempuan kepala rumah tangga miskin. Ia menyoroti keterbatasan pendidikan yang dialami oleh perempuan kepala rumah tangga miskin, kondisi hidup yang sulit, rentannya terhadap eksploitasi, tantangan ganda yang dihadapi, keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan, serta pengaruh gender yang mempengaruhi kehidupan mereka.
Dosen Pendidikan Sosiologi Unismuh ini menggarisbawahi perlunya pemahaman yang lebih mendalam tentang situasi perempuan kepala rumah tangga miskin untuk dapat mengidentifikasi tantangan yang mereka hadapi dan mengambil langkah-langkah yang tepat guna meningkatkan kondisi hidup mereka.