Antropologi dan Cita-Cita Transformasi Sosial

  • Bagikan
Muh. Fariz Zainal Islami, S.Sos.

Pilihan Jalan
Dalam menghadapi dilema relativitas dan cita-cita transformasi sosial, maka diperlukan gagasan untuk menopang kebudayaan: materialisme kebudayaan. Sebuah gagasan tentang aspek mendasar nan objektif yang menopang kehidupan manusia. Gagasan tersebut kemudian disituasikan pada konteks sistem penghidupan yang dominan saat ini, yaitu kapitalisme. Inilah tembok yang mesti dirubuhkan.

Sistem kapitalisme turut membentuk praktik-praktik dalam kehidupan melalui kebudayaan. Kapitalisme dapat bervariasi karakteristiknya dalam berbagai konteks dan lokasi. Misalnya, karakteristik kapitalisme di negara-negara Eropa berbeda dengan karakteristik kapitalisme di Indonesia, yang secara secara kebudayaan sangat multikultural. Hal tersebut dapat terjadi karena sistem kapitalisme diadopsi dan diterjemahkan dalam konteks budaya dan nilai-nilai lokal didapatkan. Seperti akumulasi nilai-lebih, pembagian tenaga kerja, struktur kelas, mobilitas sosial, dan ketimpangan ekonomi. Kapitalisme bukanlah sistem ekonomi yang homogen.

Karena watak sistem kapitalisme juga mengarah pada kerusakan ekologis, sebagai konsekuensi logis dari logika pertumbuhan ekonomi, maka melalui gagasan materialisme kebudayaan dari antropologi, sebuah kebijakan untuk mencapai transformasi sosial yang mendukung perubahan berkelanjutan dapat direkomendasikan. Secara umum memang disiplin ilmu antropologi memberikan penghormatan pada nilai-nilai lokal manusia.

Oleh karena itu antropologi dengan materialisme kebudayaannya dapat menjadi alternatif untuk mengeksplorasi perubahan yang berkelanjutan dan adil. Serta mencari pemahaman tentang resistensi dan gerakan sosial terhadap kapitalisme yang berdasarkan nilai-nilai lokal. Strategi kebudayaan untuk menarik batas antara kebudayaan yang salah dan kebudayaan yang benar mestilah pertama-tama mendasarkankan pada aspek mendasar nan objektif yang menopang kehidupan manusia. Karena praktik kebudayaan apa pun pastilah mempunyai materialitas asal- usulnya. Dengan berfokus pada masa depan maka kita akan terus-menerus menyiapkan landasan transformasi sosial melalui pikiran dan gerak dengan mengaktualisasikan semua potensi. (**)

Muh. Fariz Zainal Islami, S.Sos.
Sekjen Jaringan Kekerabatan Antropologi Indonesia (JKAI) 2016-2018 Ketua Umum HmI Cab. Makassar Timur 2022-2023 fariz.zainal.islami@gmail.com — 08113212505

  • Bagikan

Exit mobile version